Mohon tunggu...
Alya Aulia Rahma
Alya Aulia Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Biomedical Engineering major. Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Big Ocean: Angin Baru di Dunia Disabilitas

15 Juni 2024   22:35 Diperbarui: 15 Juni 2024   23:11 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyandang disabilitas mencakup 15% dari populasi Dunia saat ini. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyandang disabilitas didefinisikan sebagai orang yang memiliki keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama sehingga mengalami hambatan dan kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan, dan menyebabkan keterbatasan dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Dalam masyarakat kita saat ini, Penyandang disabilitas masih banyak mengalami diskriminasi dan tidak mendapat haknya secara penuh. Adanya perbedaan pada Penyandang disabilitas menyebabkan Penyandang disabilitas marak diberi stigma negatif. Stigma dan diskriminasi tersebut menyebabkan Penyandang disabilitas kesulitan dalam mendapat hak-haknya sebagai bagian dalam masyarakat.

Kpop grup yang Bernama Big Ocean menjadi angin baru bagi Penyandang disabilitas. Dengan tiga anggotanya yang merupakan penyandang disabilitas Tuli, Big Ocean seperti mengisyaratkan pada masyarakat bahwa disabilitas bisa berkarya. Disabilitas bisa menjadi bintang.

Boy grup debutan Parastar Entertaiment ini terdiri atas tiga anggota, yaitu Park Hyunjin, Kim Jinseok, dan Lee Chanyeon. Park Hyunjin kehilangan pendengarannya pada umur 2 tahun karena demam tinggi. Ia menggunakan alat bantu dengar (ABD) sejak usia 5 tahun dan menggunakan cochlear implant pada usia 9 tahun. Kim Jinseok lahir tuli Lee Chanyeon kehilangan pendengarannya ketika masih muda karena demam tinggi dan menggunakan cochlear implant. Meskipun menghadapi tantangan besar dalam hidup mereka, ketiganya berbagi semangat yang sama untuk musik dan tarian. Mereka menemukan kekuatan dalam satu sama lain dan membentuk sebuah ikatan yang kuat, tidak hanya sebagai anggota grup tetapi juga sebagai saudara. Melalui latihan keras dan dedikasi tanpa henti, mereka berhasil mengatasi batasan mereka dan menunjukkan kepada dunia bahwa ketulian bukanlah halangan untuk mencapai mimpi. Dengan debut mereka yang memukau, Parastar Entertainment berharap dapat menginspirasi banyak orang dan mengubah persepsi tentang apa yang mungkin dilakukan oleh individu dengan disabilitas.

Mereka berharap bahwa kisah perjuangan Big Ocean dapat membuka mata masyarakat akan potensi besar yang dimiliki oleh penyandang disabilitas. Setiap penampilan mereka di atas panggung bukan hanya sekadar pertunjukan musik, tetapi juga sebuah pernyataan kuat tentang inklusi dan penerimaan.

Selain itu, Parastar Entertainment juga berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada anggota Big Ocean, baik dalam hal teknis maupun emosional. Mereka bekerja sama dengan ahli bahasa isyarat dan pelatih profesional untuk memastikan bahwa setiap anggota dapat tampil maksimal dan merasa nyaman dalam setiap penampilan mereka.

Para penggemar Big Ocean, yang disebut "Deep Waves," juga memainkan peran penting dalam mendukung dan menginspirasi grup ini. Mereka tak hanya mengapresiasi musik dan penampilan Big Ocean, tetapi juga memberikan dukungan moral yang luar biasa melalui pesan-pesan positif dan dukungan tanpa henti.

Dengan demikian, Big Ocean tidak hanya menjadi contoh bagi penyandang disabilitas tetapi juga menjadi simbol harapan bagi banyak orang. Mereka menunjukkan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan yang tepat, setiap orang dapat meraih mimpinya, terlepas dari segala keterbatasan yang ada.

Kisah Big Ocean adalah bukti bahwa musik adalah bahasa universal yang bisa menyatukan semua orang, tanpa memandang latar belakang atau kondisi fisik. Mereka mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah dan selalu berjuang untuk apa yang kita yakini. Dengan setiap nada dan irama yang mereka ciptakan, Big Ocean membuktikan bahwa disabilitas bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan yang luar biasa.

Penulis: Alya Aulia Rahma (Universitas Airlangga)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun