Pada Februari 2024, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,2 juta jiwa. Meskipun terjadi penurunan, masalah pengangguran tetap menjadi isu serius yang memerlukan perhatian lebih. Angka ini menurun sebanyak 0,79 juta dari 7,99 juta jiwa pada Februari 2023.Â
Berbagai faktor menyebabkan tingginya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia, termasuk jumlah masyarakat yang belum bekerja, masih dalam pendidikan, baru lulus, atau sedang mencari pekerjaan baru.Â
Pada tahun 2024, TPT Indonesia berada di angka 4,82 persen, yang berarti sekitar 5 dari 100 orang angkatan kerja menganggur. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di ASEAN. Hingga akhir 2022, data dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 277,75 juta jiwa, meningkat 4,43 juta jiwa dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas penduduk Indonesia tidak atau belum sekolah, yang berkontribusi pada tingginya tingkat pengangguran. Berikut perincian penduduk berdasarkan jenjang pendidikan per 31 Desember 2022:
- Tidak atau belum sekolah: 66,07 juta jiwa (23,8%)
- Lulusan Sekolah Dasar (SD): 64,3 juta jiwa (23,2%)
- Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): 58,57 juta jiwa (21,1%)
- Lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP): 40,21 juta jiwa (14,5%)
- Belum tamat SD: 30,89 juta jiwa (11%)
- Lulusan Sarjana (S1): 12,44 juta jiwa (4,5%)
- Lulusan D3: 3,56 juta jiwa (1,3%)
- Lulusan D1 dan D2: 1,12 juta jiwa (0,4%)
- Lulusan S2: 882.113 jiwa (0,3%)
- Lulusan S3: 63.315 jiwa (0,02%)
Di Indonesia, tingkat pengangguran yang tinggi tidak dapat dipisahkan dari beberapa faktor utama. Salah satu penyebab utama adalah kesenjangan pendidikan, di mana pendidikan sangat penting untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja. Mayoritas penduduk yang tidak atau belum sekolah mengalami kesulitan bersaing di pasar kerja.Â
Selain itu, banyak lulusan baru tidak memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini, karena ketidaksesuaian keterampilan juga menjadi faktor penting, sehingga menyebabkan tingginya angka pengangguran di kalangan mereka. Kurangnya peluang kerja turut berkontribusi, dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dan minimnya investasi di sektor-sektor potensial yang menciptakan ketidakseimbangan antara penawaran tenaga kerja dan permintaan pasar.
Langkah strategis diperlukan untuk menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas 2045 dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi. Peningkatan kualitas pendidikan harus menjadi prioritas, dengan akses dan kualitas pendidikan yang perlu ditingkatkan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi serta kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri harus diintegrasikan. Selain itu, penekanan harus diberikan pada pelatihan dan peningkatan keterampilan dengan mengadakan program pelatihan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja serta memperluas program magang dan kerja sama dengan perusahaan.Â
Fokus utama juga harus pada penciptaan lapangan kerja, dengan peningkatan investasi di sektor-sektor yang berpotensi besar untuk menciptakan lapangan kerja dan mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Pemerataan pembangunan ekonomi harus dilakukan dengan mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal untuk membuka akses ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan yang tidak kalah penting.
Untuk memperbaiki tingkat pengangguran dalam jangka panjang, dibutuhkan kerja keras dan kolaborasi antara pemerintah, sektor pendidikan, dan industri. Dengan strategi dan pelaksanaan yang tepat, potensi besar Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai, di mana seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran.Â
Peningkatan kualitas pendidikan, penciptaan lapangan kerja, pelatihan keterampilan yang relevan, dan pemerataan ekonomi adalah langkah-langkah yang diperlukan. Inilah jalan menuju masa depan yang lebih cerah. Mampukah kita mewujudkan Indonesia Emas 2045 dalam kondisi saat ini? Dengan komitmen yang kuat dan kerja sama, mimpi tersebut bisa menjadi nyata.