Pada zaman sekarang, banyak negara yang berlomba-lomba untuk melakukan pembangunan secara besar-besaran, begitu pun dengan Indonesia. Pembangunan yang dimaksud meliputi pembangunan berkelanjutan dalam segi spasial dan non-spasial. Pembangunan berkelanjutan adalah upaya kita untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan, tanpa mengorbankan lingkungan sekitar. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan dilakukan untuk menyejahterakan umat manusia, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan dalam segi spasial berkaitan dengan penataan ruang seperti pembangunan dalam suatu kota atau wilayah. Sementara pembangunan berkelanjutan dalam segi non-spasial berkaitan dengan deskripsi suatu wilayah. Pembangunan berkelanjutan ini dilakukan untuk mencapai tujuan Indonesia Emas 2045.
Untuk membangun suatu negara, tentu diperlukan adanya peran yang saling membantu antara pemerintah dan masyarakat. Tidak hanya pemangku kepentingan atau komunitas saja, tetapi seluruh masyarakat, tak terkecuali Gen Z. Gen Z merupakan sebutan bagi generasi yang lahir mulai dari tahun 1997 sampai tahun 2012. Saat ini, populasi Gen Z di Indonesia mencapai 27% dari populasi nasional di Indonesia. Dengan kata lain, Gen Z memegang kendali yang besar sebagai penggerak dalam masyarakat. Yang menjadi pertanyaan, apakah Gen Z di Indonesia memiliki kesadaran terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia? Mari kita bahas.
Jika dilihat dari perilaku di kehidupan sehari-hari, banyak kaum muda yang sudah peka dengan keadaan alam sekitar. Hal ini tecermin dalam aksi langsung baik secara pribadi, berkelompok, maupun dalam media sosial. Aksi tersebut contohnya seperti membuang sampah pada tempatnya, menanam pohon untuk penghijauan, gerakan zero waste, inovasi teknologi yang ramah lingkungan, edukasi mengenai pembangunan yang terencana, dan sebagainya. Berbagai gerakan tersebut sering disemarakkan melalui aksi bersama-sama yang diselenggarakan di suatu wilayah dengan kaum muda, terutama Gen Z yang berperan sebagai agen perubahan. Tidak hanya itu, kontribusi Gen Z dalam bidang perencanaan juga dapat dilihat dengan banyak lahirnya perencana muda yang diterjunkan dalam proyek pembangunan baik dalam skala wilayah maupun nasional.
Untuk dapat menopang pembangunan berkelanjutan ini, dapat dimulai dari langkah yang sangat sederhana, yaitu peka terhadap kondisi yang ada di sekitar kita. Peka terhadap kondisi sekitar yang dimaksud adalah peka terhadap hal-hal kecil seperti kondisi lingkungan tempat kita tinggal. Apakah kita tinggal di lingkungan yang sehat atau tercemar? Apakah kegiatan yang kita lakukan dapat mengotori alam? Bagaimana kita hidup di masa depan jika kita tidak peduli dengan alam? Dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, tentu kita akan berpikir bagaimana langkah-langkah yang efektif untuk dapat menyelesaikan persoalan yang ada. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Gen Z di Indonesia telah memiliki kesadaran dalam pembangunan berkelanjutan.
Kesadaran diri merupakan hal yang paling penting untuk tercapainya tujuan suatu negara. Adanya kesadaran dalam pembangunan berkelanjutan ini, diharapkan Gen Z dapat menjadi generasi pendorong untuk menjadikan Indonesia lebih maju. Selain kesadaran diri, inovasi dalam mengembangkan dan menciptakan suatu teknologi juga menjadi faktor yang utama. Dengan kolaborasi antara kesadaran diri dan inovasi teknologi, Gen Z memiliki potensi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju, berkelanjutan, dan siap menghadapi tantangan global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H