Malang -- Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama ini dikenal sebagai "silent killer" atau pembunuh diam-diam karena sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, risiko yang ditimbulkannya sangat berbahaya. Salah satu faktor yang kerap kali dikaitkan dengan hipertensi adalah konsumsi kopi. Apakah benar bahwa kopi dapat memengaruhi tekanan darah? Para dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan ini.
Penelitian ini dilakukan oleh sejumlah dosen perawat UMM, yaitu Nur Melizza, Anggraini Dwi Kurnia, Nur Lailatul Masruroh, Yoyok Bekti Prasetyo, Faqih Ruhyanudin, Erma Wahyu Mashfufa, Fitria Kusumawati, serta para dosen lainnya yang turut berkontribusi, yakni Dosen A, Dosen B, dan Dosen C. Mereka mengangkat topik ini karena masih banyak masyarakat yang belum memahami hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah, khususnya pada pasien hipertensi.
Menurut Nur Melizza, hipertensi sering kali tidak disadari oleh penderitanya hingga akhirnya menimbulkan komplikasi serius. "Kopi sendiri sudah lama dianggap sebagai minuman yang bisa berdampak negatif pada tubuh, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Namun, kami ingin melihat apakah benar ada kaitannya dengan tekanan darah," ujarnya.
 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross-sectional) dengan melibatkan 36 responden. Responden dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yaitu mereka yang rutin mengonsumsi kopi dan bersedia mengikuti penelitian ini. Selain itu, responden yang memiliki riwayat penyakit kronis lain, seperti gangguan endokrin, tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Anggraini Dwi Kurnia menjelaskan, "Kami menggunakan metode ini untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hubungan antara konsumsi kopi dan tekanan darah pada pasien hipertensi."
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah. Mayoritas responden mengonsumsi kopi dalam kategori ringan hingga sedang, dan tekanan darah mereka sebagian besar berada pada tahap hipertensi derajat 1.
Nur Lailatul Masruroh mengungkapkan, "Dari analisis data, ditemukan bahwa semakin sering seseorang mengonsumsi kopi, maka tekanan darahnya cenderung meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi kopi memiliki dampak langsung terhadap tekanan darah, terutama pada penderita hipertensi."
Lebih lanjut, hasil uji korelasi Spearman menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,424. Yoyok Bekti Prasetyo menjelaskan bahwa angka ini mengindikasikan hubungan yang cukup kuat antara konsumsi kopi dan tekanan darah. "Angka positif pada koefisien korelasi ini memperkuat temuan kami bahwa konsumsi kopi memang berpotensi meningkatkan tekanan darah," jelasnya.
 Imbauan bagi Masyarakat
Faqih Ruhyanudin menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap pola konsumsi kopi. "Kopi sebenarnya tidak sepenuhnya buruk. Namun, bagi penderita hipertensi, perlu membatasi konsumsi kopi agar tidak memperburuk kondisi," katanya.
Erma Wahyu Mashfufa menambahkan, "Masyarakat sering kali tidak sadar bahwa kebiasaan sehari-hari, seperti minum kopi, bisa memberikan dampak besar pada kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk memahami tubuh kita sendiri dan melakukan pola hidup sehat."
Di sisi lain, Fitria Kusumawati mengingatkan bahwa edukasi mengenai hipertensi harus terus ditingkatkan. "Selain konsumsi kopi, ada banyak faktor lain yang bisa memengaruhi tekanan darah. Masyarakat harus mendapatkan informasi yang benar agar bisa menjaga kesehatan dengan baik," pungkasnya.