Malang -- Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PMM) Mitra Dosen dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Kelompok 75 mengadakan Workshop Pengenalan bahasa isyarat dengan tema "Membangun Komunikasi Yang Inklusif : Bersama Kita Berbicara". Â Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya komunikasi yang inklusif dalam kehidupan sehari-hari.
Program ini dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama Omah Gembira, sebuah komunitas yang bergerak di bidang pendidikan inklusif. Dengan pendekatan yang interaktif dan kreatif, workshop ini dirancang untuk mengedukasi siswa-siswi jurusan Pekerjaan Sosial tentang cara berkomunikasi secara efektif dengan berbagai latar belakang individu, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Dalam workshop tersebut, Omah Gembira memberikan materi terkait prinsip komunikasi inklusif, cara berkomunikasi dengan bahasa BISINDO, serta bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung keberagaman. Omah Gembira melibatkan secara langsung teman tuli dan Juru Bahasa Isyarat (JBI)
"Kami berharap program ini bisa menjadi langkah awal untuk menumbuhkan kesadaran siswa tentang pentingnya komunikasi yang inklusif, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat luas" ujar Naufal Gilang selaku Koordinator Kelompok 75.
Salah satu perwakilan dari Omah Gembira juga menyampaikan harapannya agar kolaborasi seperti ini terus berlanjut. "Kegiatan ini tidak hanya bermanfaat untuk siswa, tetapi juga memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa UMM dalam menerapkan ilmu kesejahteraan sosial mereka" ujarnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, pembagian booklet serta games tebak isyarat sebagai panduan praktik komunikasi inklusif. Para siswa  menyambut dengan antusias dan mengaku mendapatkan banyak wawasan baru.
Dengan terlaksananya workshop ini, Kelompok 75 PMM Mitra Dosen dan Omah Gembira berharap dapat berkontribusi lebih banyak lagi dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.