Dedolarisasi telah dimulai dan apakah ini akan menjadi akhir bagi US Dollar?
US Dollar sebagaimana yang kita ketahui adalah mata uang global dan mata uang yang paling berpengaruh di dunia, Namun akhir-akhir ini terjadi pristiwa yang menarik perhatian bahwasannya US Dollar semakin dikucilkan, ditinggalkan dan berpotensi digantikan sebagai alat transaksi pembayaran global dan nyatanya sudah banyak negara yang menerapkan dedolarisasi termasuk negara Indonesia sendiri. Â
Dedollarisasi didefinisikan sebagai proses mengurangi penggunaan US Dollar sebagai mata uang utama dalam transaksi internasional. Nilai dolar sedang turun khususnya terhadap rupiah dan ternyata penurunan nilai dolar ini berhubungan dengan BRICS aliansi negara-negara yang sedang membuat kebijakan untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap dolar Organisasi BRICS (Brazil, Rusia, China, dan South Afrika) yang membentuk sekitar 40% populasi di Dunia serta berperan penting dalam perekonomian dunia mulai menujukan dirinya.
Kehancuran dan ketidakstabilan ekonomi Amerika Serikat serta kebijakan moneter yang tidak konsisten diikuti oleh perang Rusia ukraina yang memunculkan spekulasi jika US Dollar berpotensi menjadi senjata bahagia Amerika Serikat untuk menekan negara lain telah memunculkan reaksi banyak negara untuk segera mencari alternatif terhadap penggunaan USD pun dimulai. Untuk itu Indonesia telah menerapkan sistem LCS (Local Currency Settlement).Â
Menurut Bank Indonesia LCS adalah penyelesaian transaksi bilateral antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara di mana setelmen transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing. Saat ini kerja sama LCS telah terjalin dengan 4 negara mitra dagang terbesar di Indonesia yaitu Thailand, Malaysia, Jepang, dan China. Â Keempat negara tersebut dipilih karena nilai transaksi perdagangan dan investasi langsung yang tinggi. Ada beberapa tujuan dengan diterapkannya LCS yaitu stabilisasi nilai tukar, efesiensi biaya, diversifikasi mata uang dan pengembangan pasar mata uang.
Penggunaan Local Currency pada perdagangan regional dan investasi dapat mengurangi dominasi penggunaan terhadap USD dan mengurangi dampak kebijakan moneter dan kondisi keuangan AS. Contohnya adalah kasus Lehman Brothers/Global Financial Crisis 2008
Data terkini Bank Indonesia menunjukkan transaksi menggunakan mata uang lokal dalam instrumen LCS hingga Februari 2023 telah mencapai 957 juta dolar AS telah meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan realisasi transaksi LCS pada 2022 sebesar 350 juta dolar AS Selain itu jumlah pelaku LCS juga meningkat bila dibandingkan tahun lalu pada 2022 Bank Indonesia mencatat jumlah pelaku LCS mencapai 1.740 dan jumlahnya naik menjadi 2.014 orang saat ini.
 Sebagai contoh apabila kita hendak melakukan transaksi perdagangan internasional dengan negara lain misalnya Malaysia ataupun Thailand kita harus terlebih dahulu menukarkan mata uang Rupiah kita ke mata uang Dolar Amerika Serikat dan setelahnya barulah ditukarkan ke mata uang negara masing-masing Begitupun sebaliknya apabila Malaysia dan juga Thailand ataupun negara lain hendak melakukan transaksi perdagangan internasional dengan Indonesia maka mereka harus menukarkan mata uang negara mereka ke dolar Amerika Serikat dan baru setelahnya ditukarkan kembali ke mata uang Rupiah namun kini dengan local currency transaction perdagangan internasional dan juga perdagangan bilateral antara Indonesia dan negara lain dapat menggunakan mata uang lokal negara masing-masing bahkan tidak hanya terbatas pada perdagangan ekspor dan juga impor namun juga ke perdagangan individual di dalam ritel sebagai contoh apabila sekarang kita berkunjung ke Jepang dan kita hendak jajan kita dapat langsung menggunakan mata uang Rupiah atau bertransaksi dengan menggunakan QR Code.