Mohon tunggu...
Alya Latifa Rahmadanti
Alya Latifa Rahmadanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pingin nulis aja, ada tugas soalnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Politik Internasional Dalam Kasus Pandemi COVID-19 Negara Swiss

1 Maret 2024   08:10 Diperbarui: 1 Maret 2024   08:17 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi sendiri merupakan sebuah ilmu yang mempelajari cara bagaimana kita mendapatkan penghasilan melalui pemanfaatan sumber daya apapun. Dengan ilmu tersebut kita dapat menjalankan banyak hal seperti berdagang, bernegosiasi, menghitung pendapatan, dan lain-lain. sejatinya ekonomi sendiri memanfaatkan segala agar kehidupan manusia sejahtera. Tidak hanya untuk individual saja ekonomi juga diperlukan negara agar dapat di atur oleh pemerintah. Pemerintah mengatur pengeluaran dan pendapatan sebuah negara.

Politik merupakan cara manusia bekerja sama dalam mencapai suatu kesepakatan bersama dalam menentukan suatu kebijakan. politik biasanya berhubungan dengan pemerintah dan negara. Ada dua jenis politik yaitu politik demokrasi dan politik otoriter. Politik demokrasi sendiri adalah politik yang berdasarkan pada suara rakyat dan politik otoriter adalah politik yang sepenuhnya diatur dan biasanya berisi pemaksaan oleh pemerintah tanpa memikirkan kebebasan rakyat.

Ekonomi politik internasional sendiri adalah ilmu yang mengajarkan bahwa ekonomi dan politik berdampingan untuk mewujudkan sebuah sistem ekonomi global. Yang dimana ilmu tersebut mengajarkan bagaimana menyelesaikan isu-isu yang berkaitan dengan ekonomi internasional seperti isu perdagangan internasional, Pembangunan internasional, isu migrasi internasional, hingga hak asasi manusia. Teori Ekonomi Politik Internasional menyoroti dampak yang signifikan pada stabilitas ekonomi global. sektor stabilitas dalam Ekonomi Politik Internasional ternyata menjadi yang paling rentan terhadap dampak dari Covid-19. Dengan adanya pandemi Covid-19 dapat meyebabkan gangguan atau penurunan dalam hubungan ekonomi antarnegara, sehingga ilmu ekonomi politik internasional ini sangatlah berguna dalam penyelesaian masalah dalam isu perekonomian di era pandemi ini.

Dalam kasus Covid-19 pada tahun 2020 kemarin, beberapa negara tentu mengalami penurunan dalam bidang ekonomi, terutama negara Swiss. Berdasarkan data yang ada ekonomi negara Swiss mengalami resesi pada kuartal 2 tahun 2020 sebesar 8,5 persen. Padahal sebelumnya negara Swiss ekonominya sudah minus 2,5 persen pada kuartal 1 tahun 2020. Pandemi Covid-19 ini membuat pertumbuhan industri manufaktur negara Swiss turun 9 persen. Kemudian ekspor negara Swiss yang menurun sebesar 9,4 persen, sementara impor turun sebesar 14,3 persen.

Negara Swiss memiliki beberapa penanganan di era pandemi Covid-19 terutama dalam bidang ekonomi. Salah satunya adalah pemerintah negara Swiss mengalirkan paket stimulus sebesar 62 miliar franc untuk membantu warga dan industri-industri yang ada di Swiss. Paket stimulus milik negara Swiss dalam penanggulangan Covid-19 ini dikatakan paling ambisius di dunia, karena pemerintah Swiss ingin menjamin upah, ketahanan pangan, dan pekerjaan bagi masyarakatnya. Dikatakan negara swiss mencapai total CHF 65 miliar pada pertengahan Mei tahun 2020.

Penanganan lain pada era pandemi Covid-19 bagi negara Swiss adalah, berusaha untuk tidak utang. Negara Swiss adalah negara yang kurang menyukai berhutang karena telah menjadi kebijakan konservatif negara itu. Maka dari itu selama pandemi, Swiss memilih untuk tidak mengutang secara signifikan. Dengan begitu budaya negara Swiss adalah tidak mengutang meskipun utang nasional hanya sekitar 25 persen dari produk domestik bruto negara itu. Keputusan Swiss untuk tidak mengutang selama pandemi Covid-19 menunjukkan pendekatan yang berbeda dari banyak negara lain yang memilih opsi berutang untuk menopang ekonomi mereka. Meskipun tidak mengutang, perekonomian negara Swiss tetaplah stabil dengan pertumbuhan GDP sebesar 3,5 persen pada tahun 2021. Meski mengalami ketidakpastian yang cukup tinggi, termasuk masalah rantai pasok dan isu kesehatan terkait varian baru Covid-19, Swiss berhasil menjaga inflasi pada angka +0.6%. Bagi penulis, negara Swiss ini sangatlah bagus dalam pengendalian dalam bidang ekonomi selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Negara Swiss sendiri pernah bekerja sama dengan negara Indonesia dengan konteks Covid-19. Negara Swiss pernah secara teratur mengirim pemasokan kebutuhan-kebutuhan medis dan juga pangan ke negara Indonesia. Selain itu negara Swiss menandatangani kerjasama MoU penanggulangan bencana termasuk pandemi Covid-19 dengan Indonesia. Pemerintah Swiss juga turut membagikan program pemulihan ekonomi.  

Negara Swiss menggunakan teori ekonomi liberalisme. Teori liberalisme sendiri merupakan  pasar bebas yang bertujuan mengurangi dan menghilangkan hambatan dalam perdagangan atau perekonomian sebagai strategi untuk kelancaran arus barang dan jasa. Negara Swiss sendiri merupakan negara yang dibangun untuk menjadi negara netral, sehingga keadaan politik dan stabilitas negaranya perlu dapat menjaga perdamaian dan keamanan dari sektor apapun. Dengan kemampuan negara Swiss yang baik dalam menjaga keseimbangan ekonomi negara tersebut pada era pandemi, menjadikan Swiss sebagai pusat ekonomi dan keuangan di Eropa.

Dengan begitu bisa ditarik kesimpulan bahwa ekonomi politik internasional sangatlah berdampak di era pandemi Covid-19, terutama bagi negara Swiss. Negara Swiss menerapkan beberapa cara agar ekonomi mereka tetap stabil. Diantaranya ada penerapan paket stimulus sebesar 65 miliar franc untuk membantu masyarakat dan industri agar terjamin upah dan kesejahteraan masyarakatnya. Selain itu negara Swiss memiliki budaya yang sangat menarik yaitu tidak mau berhutang. Negara Swiss memutuskan bahwa sepanjang pandemi ini pemerintah tidak akan mengutang dan akan berusaha sekeras mungkin untuk bertahan di era negara-negara yang memilih untuk mengutang demi kestabilan ekonomi mereka di era pandemi Covid-19.

sumber: 

     Indonesia, C. (2020, August 27). Swiss Terperosok Jurang Resesi usai Ekonomi Anjlok 8,2 Persen. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200827141707-532-539958/swiss-terperosok-jurang-resesi-usai-ekonomi-anjlok-82-persen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun