Santri Daar el-Qolam sudah melebihi ribuan orang. Setiap santri, pastinya pernah merasakan bosan karena kegiatan yang dilakukan setiap hari sama. Maka dari itu, pastinya santri harus mencari cara untuk menghilangkan kebosanan yang mereka alami. Salah satu caranya yaitu mengikuti ekstrakurikuler. Pondok Pesantren Daar el-Qolam memiliki banyak sekali ekstrakulikuler, salah satu ekstrakulikuler yang sudah besar di Daar el-Qolam yaitu marching bandnya dengan nama Nada Syiar Daar el-Qolam. Nada Syiar Daar el-Qolam dibentuk untuk menyiarkan pondok dan juga dakwah kepada masyarakat melalui musik (Mauludi, 2023). Selain musik, Nada Syiar Daar el-Qolam megajarkan untuk disiplin, kerjasama tim, dan memiliki rasa kekeluargaan kepada satu sama lain.
Marching band mengajarkan untuk selalu disiplin (Cumberledge, 2017). Begitupun di Nada Syiar Daar el-Qolam, yang selalu mengutamakan disiplin terutama disiplin waktu dan sikap. Waktu yang digunakan untuk latihan hanya sedikit. Maka dari itu, waktu latihan sangatlah berharga. Ketika ada yang terlambat, diberikan sanksi berupa push up. Hukuman ini berlaku untuk semua santri dan santriwati yang mengikuti marching band. Disiplin sikap sebagai pemain marching band tentu saja tidak boleh terlewatkan. Sikap yang ditunjukkan sebagai pemain seperti bagaimana cara memegang alat yang benar, cara berjalan yang benar, hingga cara membersihkan alat yang benar.
Selain disiplin, marching band juga mengajarkan untuk memiliki kerja sama tim yang baik (Altaftazani et al., 2020). Begitu juga dengan di Nada Syiar Daar el-Qolam yang mengajarkan kita untuk memiliki kerja sama tim yang baik. Hal ini dikarenakan ketika seseorang melakukan kesalahan yang kecil akan mempengaruhi kelompok secara keseluruhan. Seperti ketika sedang berlatih display, jika satu orang salah arah maka akan berdampak pada orang yang berada di sampingnya serta membuat barisan yang lain juga terlihat berantakan.
Nada Syiar Daar el-Qolam juga mengajarkan untuk memiliki rasa kekeluargaan terhadap satu sama lain (Mauludi, 2023). Ketika bermain, tidak ada yang namanya senioritas, hanya ada adik kelas dan kakak kelas yang saling membantu. Jika pelatih sedang memarahi atau menasehati, tidak ada yang namanya saling memarahi juga antar pemain karena cukup pelatih saja yang menjadi api dan pemain yang lain harus bisa menjadi airnya. Ketika berlatih juga para pelatih tidak membedakan cara melatih baik itu perempuan atau laki-laki dan senior maupun junior, sehingga semuanya sama. Jika sedang berlatih, para pelatih akan tegas pada semuanya tetapi ketika sedang diluar jam berlatih para pelatih juga dapat disebut sebagai kakak yang selalu mengajarkan tentang sopan santun, akhlak, dan sebagainya.
Sudah jelas bahwa mengikuti marching band di pondok pesantren bukan suatu hal yang buruk terkhusus Nada Syiar Daar el-Qolam. Dalam kegiatan sehari-hari di Nada Syiar Daar el-Qolam, selalu mengajarkan untuk disiplin, memiliki kerja sama tim yang baik, dan juga memiliki rasa kekeluargaan pada satu sama lain. Dengan adanya hal ini, dapat membawa para pemain untuk mencapai satu tujuan bersama yaitu perlombaan, menyiarkan pondok, dan juga dakwah kepada masyarakat melalui musik.
Daftar Rujukan
Altaftazani, D. H., Rahayu, G. D. S., & Kelana, J. B. (2020). An Analysis of Basic Interaction, Communication, Team Building, and Problem-solving Skills of Primary School Students in Marching Band Activities. Mimbar Sekolah Dasar, 7(2), 184--197. https://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v7i2.26264
Cumberledge, J. P. (2017). The Benefits of College Marching Bands for Students and Universities: A Review of the Literature. Update: Applications of Research in Music Education, 36(1), 44--50. https://doi.org/10.1177/8755123316682819
Mauludi, S. (2023). Marching Band Mensyiarkan Pondok Pesantren. https://www.daarelqolam3.sch.id/news/marching-band-mensyiarkan-pondok-pesantren/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H