Suatu hari seorang filsuf Perancis mendapatkan hadiah dari temannya berupa jas atau jaket yang mahal harganya. Filsuf tersebut adalah Denis Diderot, seorang pemikir brillian pada masanya. Dia hidup pada abad ke 18, tepatnya dilahirkan tahun 1713 di Langres dan meninggal 1784 di Paris. Beberapa pakar menyejajarkannya dengan Voltaire, Jean-Jacques Rouseau, dan Montesquieu yang menciptakan ‘trias politica", teori yang digunakan di banyak negeri sampai saat ini.
Diderot lebih dikenal di Jerman daripada Perancis karena tulisannya bersifat paradox dengan jamannya sehingga sulit diterbitkan di Perancis dan lebih banyak diterbitkan di Jerman. Dalam buku hariannya Diderot menulis bahwa ia pulang ke apartemennya dengan mengenakan jaket pemberian temannya itu. Dia merasa bahwa jaket itu yang terbaik di apartemennya dan ia menyukai jaket itu karena itu membuatnya merasa itulah yang diinginkannya di masa depan. Dia melihat perabotan kayu murah, wallpaper terkelupas, kamar tidur yang berantakan di apartemennya. Selama ini dia merasa biasa saja dengan hal itu sampai kemudian dia menyadari bahwa dengan jaket yang dipakainya maka apartemennya yang buruk itu tidak cocok untuknya. Secara berangsur ketika Diderot mendapatkan lebih banyak uang, ia mulai menggantikan segalanya di apartemennya mulai dari perabot, mebel sampai lukisan berkelas di apartemennya, pokoknya agar semua miliknya cocok dengan kualitas jaket sutranya.
Kejadian seperti itu tanpa disadari pernah dialami, ada seorang teman yang mendapat sepatu baru dan kemudian ia mengganti jok mobil yang selama ini dipakainya karena merasa bahwa jok yang dipakainya sudah tidak cocok bila memakai sepatu itu demikian seterusnya sampai interior lainnya yang dianggap sudah tidak cocok diganti, sound system juga dirobah, berangsur sampai pada warna mobil atau cat, velg dan seterusnya. Kita mengganti suatu barang yang kita pergunakan karena mendapatkan suatu barang yang baru sehingga efek ini disebut efek Diderot.
Efek Diderot pernah kita alami dan alamiah saja. Ada yang awalnya menyenangi dan menikmati pekerjaannya sebagai karyawan di salah satu perusahaan atau instansi. Beberapa lama kemudian mulai memikirkan tentang promosi, dimanapun dia dipromosikan tidak jadi masalah, ke luar kota pun oke. Namun, setelah dipromosikan ke luar kota yang jauh ternyata ada efek berikutnya yaitu ingin dimutasi lagi.
Setelah dimutasi ke kota yang merupakan homebase-nya pun masih menginginkan kantor yang dekat rumah. Yang sudah dipindah dekat rumah menginginkan jabatan yang lain yang lebih sesuai. Hal ini wajar saja. Yang menjadi tidak wajar jika efek Diderot terjadi pada pria-pria yang merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya sehingga merasa perlu ke ‘Mak Erot' atau kaum hawa yang yang tidak puas dan pergi ke tukang silikon yang berakibat fatal karena bukannya untung malah buntung. Punya contoh lain?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H