Pertama kali saya mendengar kata bukit kelam, saya berpikir bahwa bukit tersebut ada hubungannya dengan dunia hitam namun dugaan saya salah karena itu adalah nama sebuah batu monolit besar yang berjarak kurang lebih 20 km dari kota Sintang Kalimantan Barat.
Apalah arti sebuah nama, kata eyang Shakespeare mungkin tepat untuk bukit kelam karena ternyata merupakan ikon wisata di Kabupaten Sintang. Bukit batu yang tingginya 990 meter itu diklaim sebagai batu monolit terbesar di dunia, lebih besar dari Uluru di Asutralia yang tingginya 384 meter.
Ada yang meyakini bahwa bukit kelam adalah batu meteor yang jatuh ke tempat itu jutaan tahun yang lalu, saya sendiri agak meragukannya karena jika meteor tentu saja akan menimbulkan dampak ekologis yang sangat besar saat jatuh ke bumi seperti tabrakan astreoid di teluk Yucatan Meksiko yang menyebabkan punahnya dinosaurus 65 juta tahun lalu.
Legenda lokal menyatakan bahwa Bukit Kelam adalah akibat perbuatan Bujang Beji, anak seorang dewa yang diusir dari kayangan karena memiliki sifat buruk. Sifat buruknya itu terbawa walaupun sudah berada di bumi. Dia merasa iri pada tumenggung Murubai yang selalu pulang dengan hasil tangkapan ikan dari sungai Melawi yang lebih banyak dari tangkapannya sehingga dia berpikir untuk membendung sungai Melawi agar tidak ada ikan yang masuk di bubu (perangkap ikan) Tumengung. Saat memanggul batu besar untuk membendung sungai, dia ditertawakan  oleh para dewi di kayangan sehingga konsentrasinya terganggu yang menyebabkan batu yang dibawanya jatuh.
Versi yang sedikit berbeda mirip dengan legenda Tangkubanperahu di Jawa Barat, yaitu Bujang Beji yang bekerja sebagai penangkap ikan dengan bubu ingin melamar seorang puteri raja, namun putri raja tersebut tidak setuju dan membuat syarat bahwa dia bersedia menikah dengan Bujang Beji asalakan sungai Melawi dibendung. Saat membendung sungai dengan batu besar yang dipikul nya dia diganggu sehingga batunya terlepas dan dan jadilah bukit kelam.
Jika anda ingin mengunjungi bukit kelam anda bisa terbang dari Pontianak selama 35 menit yang penerbangannya sangat dipengaruhi cuaca. Saya membeli tiket salah satu maskapai yang mengalami penundaan berjam-jam dari Pontianak. Saat hendak kembali ke Pontianak pesawatnya dibatalkan terbang sehinga menggunakan jalur darat sepanjang 395 km selama 8 jam. Lewat jalur darat anda harus siap mengalami goncangan akibat jalan rusak di beberapa ruas jalan.
Seandainya semua orang bayar pajak sesuai ketentuan tentu saja pembangunan infrastruktur bisa lebih baik tanpa perlu utang dan jalan Sintang-Pontianak yang rusak bisa diperbaiki sehingga bisa lebih cepat dan lebih nyaman. Dan tentu saja banyak yang akan berkunjung ke Bukit Kelam. Disana juga terdapat air terjun yang layak untuk dikunjungi bagi anda yang ingin menikmati indahnya alam di bumi Borneo.
* Sungai Melawi adalah salah satu anak sungai Kapuas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H