Di era sekarang, kesehatan mental tampaknya menjadi permasalahan yang sangat serius. Perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup dan tekanan yang dialami oleh seseorang di lingkungannya memberi dampak yang serius terhadap kondisi mental. Kondisi mental berupa depresi, kecemasan dan ketakutan dapat sangat berbahaya apabila tidak segera ditangani. Oleh sebab itu, pentingnya seseorang untuk menyadari terkait kondisi yang dialami. Jika merasa ada yang salah dengan dirinya maka perlu berkonsultasi dengan orang yang kompeten di bidangnya untuk mendapatkan pendampingan dan penanganan yang benar. Selain perlu pendampingan dengan ahli, spiritualitas atau hubungan dengan Tuhan juga dapat berpengaruh kepada kondisi mental seseorang, terutama dalam meredakan kecemasan yang sedang dihadapi.
Di dalam konteks ini, seseorang perlu mengamalkan praktik-praktik tasawuf di kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan mentalnya. Salah satu pengamalan dari tasawuf ini adalah zikir. Zikir merupakan salah satu praktik utama tasawuf, yaitu mengingat Allah dengan mengulang lafal-lafal Allah, seperti istigfar, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil. Dalam konteks modern, zikir dapat berperan sebagai salah satu bentuk terapi spiritual untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan mental, seperti stres, kecemasan, dan depresi.
Zikir sebagai sumber ketenangan batin
Ketika seseorang senantiasa untuk melafalkan kalimat-kalimat Allah, maka pikiran dan tubuh menjadi rileks. Dari beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan spiritual, termasuk zikir, dapat mengurangi tingkat hormon stres dan meningkatkan perasaan damai. Oleh sebab itu, di era modern seperti saat ini yang penuh dengan tekanan, zikir dapat dijadikan sebagai cara untuk mengambil napas sejenak dari tekanan yang sedang dihadapi. Ketika seseorang meluangkan waktu untuk berzikir, maka ia memusatkan perhatiannya pada makna kehidupan dan hubungan dengan Tuhan, sehingga dapat menciptakan rasa tenang pada batin dan kestabilan dalam emosi.
Zikir sebagai pengelola stres
Ketika seseorang stres, efek utama yang ditimbulkan adalah gangguan pada sistem saraf. Oleh sebab itu, zikir berperan sebagai alat pengelolaan stres dengan cara menenangkan sistem saraf yang tegang akibat stres. Saat seseorang berdzikir, pernapasan cenderung menjadi lebih lambat dan dalam, mirip seperti teknik meditasi. Sehingga seseorang akan menjadi tenang, dan lebih bisa mengontrol diri dari stres yang dihadapi.
Zikir membangun ketahanan diri
Melalui zikir, seseorang diajarkan untuk berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Dengan zikir mendorong tumbuhnya ketahanan mental karena percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir Allah. Sehingga, orang tersebut akan menerima setiap hal yang terjadi dengan ikhlas, dan memandang setiap cobaan yang diberikan merupakan rencana Allah serta percaya akan berakhir dengan indah. Ketika seseorang merasa terhubung dengan Allah, maka ia akan selalu optimis dalam segala hal. Rasa optimis ini dapat memperkuat ketahanan diri dan mendorong seseorang untuk terus maju dalam menghadapi segala tantangan.
Zikir dapat berperan dalam menjaga kesehatan mental di era modern ini. Melalui zikir, seseorang dapat merasakan ketenangan batin dan kestabilan emosi, sehingga dapat melalui tantangan yang sedang dihadapi dengan ikhlas dan percaya bahwa setiap cobaan yang dihadapi merupakan takdir Allah akan berakhir dengan indah. Selain untuk menjaga kesehatan mental, zikir juga menjadi sarana bagi kita untuk memperkuat hubungan dengan Allah. Oleh karena itu, zikir dapat menjadi solusi yang efektif bagi kita dalam mengatasi permasalah kesehatan mental di era modern saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H