Mohon tunggu...
Nur Cahyo
Nur Cahyo Mohon Tunggu... Konsultan - HRD Koplak

Curhat HRD Koplak

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penembakan Supir Gojek di Kemang Menambah Daftar Tantangan Nadiem Makarim

14 Februari 2016   15:27 Diperbarui: 14 Februari 2016   15:57 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

4. Gojek dimarahi Ahok karena ngetem sembarangan

Coba perhatikan daerah kasablanka Jakarta di hari kerja, di trotoar, di taman, di halte banyak bertebaran laler ijo alias supir Gojek yang ngetem sambil ngeliatin gadget nunggu orderan, yang tentunya membuat pemandangan tidak sedap. Ahok pun memarahi manajemen Gojek dan meminta untuk mentertibkan anggotanya.

5. Supir Gojek nakal, nggak narik tapi dapet komisi

Selain tantangan eksternal, Gojek pun mendapat tantangan internal yang nggak kalah dhasyat. Muncul kasus transaksi siluman dimana supir Gojek dan temannya kongkalingkong untuk order diantar ke tempat tertentu namun ternyata fiktif, dimana supir Gojek mendapat komisi atas transaksi fiktif itu.

Mungkin masih banyak lagi tantangan-tantangan yang dihadapi Gojek yang saya tidak sempat merangkum, namun tantangan demi tantangan itu pastinya sudah jadi bumbu penyedap yang siap dihadapi Nadiem dengan manajemen Gojeknya.

Jika benar kasus penembakan ini diawali dari cekcok jalanan, pastinya Nadiem harus memberikan sosialisasi tambahan bagi team-nya untuk lebih dapat menjaga emosi di jalanan karena dunia jalanan memang penuh dengan emosionalnya.

Supir Gojek yang rata-rata pernah saya gunakan sopan dan terlihat memiliki etika. Bukan hal yang mudah merubah tukang ojek yang kagak pernah pakai helm, pakai sandal jepit, nggak punya SIM, kebut-kebutan lewat trotoar BERUBAH menjadi driver Gojek yang memakai helm SNI, pakai sepatu, memberi masker ke penumpang dan yang paling dhasyat "berhenti saat lampu merah". Nadiem dalam hal ini sukses merubah "perilaku" yang mungkin bisa jadi inspirasi Revolusi Mental bagi Jokowi dalam membenahi mental PNS-nya.

Nadiem tidak seperti kebanyakan pemuda lulusan luar negeri pada umumnya. Setelah lulus dari HArdvard Business School, kalau biasanya para pemuda itu ogah pulang ke Indonesia dengan alasan gaji yang kecil, tidak dihargai lulusan luar negerinya. Ini malah kembali ke Indonesia dan mendirikan Gojek, dengan anggota awal 20 orang, sekarang sudah 10.000 anggota.

Apapun tantangannya seperti penembakan supir Gojek ini, saya yakin Nadiem dan team-nya dapat melewatinya dengan baik. Misi awal Nadiem adalah meningkatkan level hidup para tukang ojek yang tadinya hanya duduk manis nunggu penumpang menjadi pro aktif mencari order. Dengan Gojek, para supir Gojek yang mungkin tadinya pengangguran jadi memiliki penghasilan yang waue (asalkan mau kerja keras), para pedagang makanan (Go Food), tukang pijit (Go Massage), tukang salon (Go glam), supir angkutan barang (Go Box) menjadi memiliki penghasilan yang lebih dhasyat.  

Semuanya diawalin dari NIAT. Niat awal Nadiem pastinya bukan murni keuntungan namun misi sosial meningkatkan derajat hidup orang-orang yang mau kerja keras, bukan kerja instan.

Ayo kerja keras temukan pelaku penembak supir Gojek Kemang. Apapun tantangannya, maju terus Nadiem. Orang baik pasti didoakan banyak orang. Minimal ibu-ibu dan istri para supir Gojek yang dapurnya ngebul karena Nadiem.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun