Mohon tunggu...
Alwan
Alwan Mohon Tunggu... Sejarawan - Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Budak ti Lembur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Harapan itu Tawaran dari Tuhan

24 Januari 2021   21:25 Diperbarui: 24 Januari 2021   21:35 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu berpikir akan jadi apa dirimu kelak ? Pekerjaan apa yang akan kamu peroleh ? dan dengan siapa kamu menjalani hidup ? Dapatkah kamu menjawab ketiga pertanyaan itu ? tentu tidak bukan! Manusia tidak akan pernah bisa mendahului waktu (mengetahui masa depan) serta tidak akan bisa meronta (menentang) realita, sampai kapan pun. Kendati demikian, Tuhan tak pernah melarang mu dalam berharap, manfaatkan keadaan itu dan wujudkan harapan mu, karena harapan itu datangnya dari Tuhan.

Tidak semua orang dilahirkan dari keluarga konglomerat yang serba berkecukupan, yang apabila ia memiliki keinginan hanya tinggal mengatakan hal itu kepada orang tuanya sehingga hari ini, esok atau lusa hajatnya bisa terpenuhi. Realita tersebut adalah hukum alam, itu adalah ketetapan dan anugerah dari Tuhan untuk setiap orang yang berada diposisi tersebut.

Lantas bagaimana dengan seseorang yang dilahirkan dari keluarga sederhana ? apakah Tuhan pilih kasih sehingga tak memberi anugerah kekayaan untuk dia dan keluarganya ? Jawabannya tentu saja tidak demikian. Jika kamu tidak dilahirkan dari keluarga yang serba berkecukupan, itu artinya Tuhan ingin kamu memperjuangkan harapan yang ada dalam dirimu, sehingga kamu mampu menjadi seperti yang di dambakan.

Oleh karena itu, janganlah sekali-kali kamu membatasi mimpi dan menistakan harapan yang ada pada dirimu dengan alasan latar belakang keluarga yang serba kekurangan. Perlu kamu tahu, sikap yang demikian itu merupakan bentuk keputusasaan yang akan membuat hidupmu semakin terpuruk, dan Tuhan sangat membenci orang-orang yang berperilaku demikian.

Harapan mu itu tawaran dari Tuhan, saat kamu memiliki segenap harapan dalam diri, kamu bisa memutuskan untuk mewujudkannya atau tidak. Jika kamu menerima harapan yang Tuhan berikan itu, maka kamu akan menempuh jalan perjuangan. Sebaliknya, jika kamu tidak memperjuangkan harapan yang ada dalam dirimu, itu artinya kamu menolak tawaran yang telah Tuhan berikan kepada mu.

Tahun 2019 silam saya dihampiri oleh seorang teman laki-laki, ia mengutarakan harapan nya untuk dapat melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), namun ia berpikir mustahil untuk mewujudkan nya. Ia berpikir bahwa keinginan-nya itu merupakan sesuatu hal yang mustahil untuk diwujudkan, berkaca pada kondisi ekonomi keluarga yang lemah serta bertolak ukur pada angka-angka yang tak seberapa dalam lima lembar kertas (rapor).

Setelah mendengar pengutaraan angan disertai bantahan mewujud terhadap apa yang diharapkannya, saya memutuskan untuk angkat bicara menanggapi hal tersebut. Dengan pelan saya berkata "Harapan seseorang tentu tidak serta-merta muncul dari dalam dirinya, ada hukum kausalitas (sebab-akibat) yang membuatnya memiliki keinginan seperti itu. Begitupun dengan keinginan mu, kamu bisa mewujudkannya jika perjuangan dan kerja keras dilakukan. Sebaliknya, keinginan itu menjadi hal yang sia-sia jika hanya fokus pada nestapa yang semakin membuatmu terjatuh. Yakinlah hal itu akan terjwujud. Keinginan kamu adalah keinginan Tuhan, selama itu baik. Perjuangkan dan teruslah berdo'a".

Selang beberapa hari kemudian, saya melihat kesungguhan pada dirinya. Semangat belajarnya menggebu bak api unggun di acara perkemahan. Siang dan malam dia lalui itu dengan penuh kegigihan, ketekunan dan kerja keras dalam belajar. Hingga tiba waktunya proses pendaftaran seleksi masuk Perguruan Tinggi itu dilaksanakan, dan  ia mengikuti berbagai jenis tes yang ada, mulai dari UTBK-SBMPTN, UM-PTKIN dan seleksi Mandiri. Tidak lama setelah proses pembukaan pendaftaran itu ditutup, proses seleksi pun segera dilaksanakan. Dia mengikutinya dengan penuh semangat dan penuh harap.

Tibalah saatnya pengumuman hasil ujian berskala Nasional tersebut di informasikan. Tidak ingin berlama-lama, dia segera mengecek hasil seleksinya pada halaman yang telah disediakan. Setelah halaman itu termuat, dia mendapati namanya dinyatakan lulus pada seleksi tersebut dan diperintahkan untuk segera melakukan registrasi ulang. Kenginan Tuhan atas dirinya dan keinginan dirinya atas Tuhan akhirnya terwujud, dia begitu senang dan bahagia atas keinginan yang mewujud tersebut.

Begitulah cinta-kasih Tuhan untuk hambanya. Ia tidak mungkin menitipkan angan pada hati makhluknya tanpa ada kehendak untuk mewujudkan. Maka dari itu, perjuangkanlah segala harapan yang ada, karena sejatinya harapan itu datangnya dari Tuhan. Teruslah bekerja keras, yakinlah bahwa Tuhan akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada dirimu. Pasti mewujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun