Mohon tunggu...
Alvriza Mohammed Fadly
Alvriza Mohammed Fadly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Film dan Televisi UPI 2020

A Student of Film and Television Study Program In Indonesia University of Education. Likes to write entertainment news and practicing journalistic production and distribution.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Brazil Sudah Tidak Layak Menjadi Tempat UFC Berlaga

14 Mei 2024   21:19 Diperbarui: 14 Mei 2024   21:42 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Steve Erceg (kiri) melawan Alexandre Pantoja (kanan) (Sumber: UFC)

Berkompetisi di laga besar olahraga internasional rasanya tidak terlepas dari kebanggaan dan harga diri, mengingat betapa mewahnya untuk bermain demi mendapatkan piala dengan nama anda tercantum di dalamnya. Orang-orang akan melihat bahwa medali itu tidak hanya sekedar penghargaan tetapi juga peninggalanmu dalam mengukir sebuah sejarah baru. 

Mereka pun akan menghargai betapa besarnya jasadmu dalam mengharumkan nama mereka dan namamu. Maka dari itu, kompetisi olahraga ditempatkan pada puncak dari keseluruhan puncak panggung pertunjukan. Jika kita menelusuri cabang-cabang olahraga yang memiliki reputasi tinggi, MMA menjadi salah satu ajang bagi para atlit bela diri untuk memperlihatkan keahlian bertarung seperti halnya yang dilakukan oleh UFC yang memiliki prosentase tinggi petarung berdarah Brazil.

Negeri Samba terkenal memiliki superstar penuh dengan talenta berkelas dimana para petarung ini dikaruniai oleh tuhan dengan genetik yang berbeda, memberikan mereka kemampuan untuk menggempur lawan tanpa lawan. Para jawara seperti Anderson Silva hingga Alex Pereira berhasil menduduki puncak klasemen dari kelas beratnya masing-masing. 

Tidak pula sedikit dari mereka berhasil menjadi jawara di dua kelas berbeda, membuktikan bahwa terdapat mutu di setiap permainan. Tentunya prestasi ini mengharapkan mereka untuk mendapatkan apresiasi dari orang-orang, terlebih dari teman-teman sebangsa dan senegara. Namun, pernahkah berpikir sebuah skenario dimana mereka tidak bertindak seperti seharusnya?

1. UFC 283: Peningkatan Negativitas

UFC 283: Teixeira vs Hill merupakan ajang UFC yang digelar pada tanggal 21 Januari, 2023 berlokasi di Jeunesse Arena, Rio de Janeiro, Brazil. Para penggemar combat sports disuguhkan perebutan dua gelar, yakni pada kelas flyweight dan light-heavyweight. 

Pada sesi co-main event, Brandon Moreno dan Deiveson Figueredo kembali beradu untuk keempat kalinya dalam rangka merebutkan sabuk kejuaraan kelas terbang. Moreno kembali menang dengan cara Technical Knockout (TKO) karena pukulan overhand kiri yang mengenai mata sang 'God of War'. 

Akibatnya, Figueredo harus diberhentikan oleh dokter karena matanya yang sangat lebam dan tidak bisa melanjutkan pertarungan. Sebagai konklusi dari rivalitas mereka, Moreno keluar dan berhasil memperebutkan kembali sabuk kejuaraannya.

Kemenangan Moreno kali ini membuahkan hasil yang sangat tidak memuaskan bagi penonton, terlebih setelah melihat jawaranya yang diberhentikan dengan cara tidak insani. Reaksi para penonton terbilang sangat buruk dimulai dari menyoraki Moreno saat memasuki ring bahkan berlangsung hingga saat sang jawara keluar dari panggung Oktagon. Hal ini diperparah lagi dengan Moreno dilempar sampah oleh para penonton yang duduk dekat dengan jalur masuk-keluar petarung. 

Melihat hal ini, para sekuriti dengan sigap menuntun dan melindunginya hingga keluar dengan selamat. Keangkuhan penggemar Brazil disana tidak berhenti sampai sini hingga memasuki acara utama UFC 283 dimana Glover Teixeira harus berhadapan dengan Jamahal Hill untuk memperebutkan sabuk juara kelas light-heavyweight.

Gambar 2. Brandon Moreno (hijau) dihujani sesampahan oleh penonton (Sumber: UFC)
Gambar 2. Brandon Moreno (hijau) dihujani sesampahan oleh penonton (Sumber: UFC)
Acara utama berlangsung dengan 5 ronde penuh dimana Hill mendominasi penuh Teixeira dengan gempuran tinju. Ronde demi ronde sang mantan jawara dihujani striking dari sang nomor satu contender saat itu tanpa balasan yang signifikan. Akibatnya, Jamahal Hill dengan mudah memenangi sabuk tersebut dan menjadi raja baru di kelas beratnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun