Andaikan Kurikulum Berubah,Â
Pembelajaran Berdiferensiasi Tetap Menjadi Sahabat Keberagaman Siswa
Alviyatun Ni'mah
Â
Dilansir dari laman setkab.go.id, Senin (21/10/2024) , Kabinet Merah Putih telah diumumkan beserta menteri-menterinya telah didilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta pada Senin (21/10/2024) sore. Pada Kabinet Merah Putih dirombaklah Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi tiga kementrian yaitu Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Perguruan Tinggi, Riset, dan Teknologi, serta Kementrian Kebudayaan dengan terpilih Bapak Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Setiap menteri baru biasanya datang dengan visi dan misi yang berbeda dipengaruhi pandangan politik, latar belakang serta kebutuhan nasional yang berbeda. Kalimat "Ganti Menteri Ganti Kurikulum" pasti sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat percaya bahwa pergantian menteri akan membawa pada perubahan kurikulum. Kurikulum menjadi komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan karena dengan kurikulum penyelenggaraan pendidikan menjadi lebih mudah dan terarah serta sebagai bentuk upaya mencapai tujuan pendidikan nasional (Nurrahma, 2024 :1). Akankah Kurikulum Merdeka akan diganti ? Akankah kurikulum berubah ? Bagaimana nasib kebergaman siswa dengan berubahnya kurikulum ?
Kurikulum bersifat dinamis artinya dapat terus berubah sesuai dengan zamannya (Digna, dkk, 2023 : 255). Bagaimanapun kurikulum  di Indonesia, baik itu berubah maupun tidak, keberagaman siswa tetaplah menjadi fokus penting. Setiap siswa memiliki keunikan dan keragaman yang melekat pada diri mereka kasing-masing. Keunikan dan keragaman yang melekat pada diri setiap siswa diantaranya adalah gaya belajar, kemampuan akademik, kecepatan dalam memahami pelajaran, orientasi belajar, motivasi, minat, kepribadian, termasuk juga status sosial ekonomi (Wulandari, 2022 :683). Pendikan merupakan hak setiap siswa dalam kesempatan untuk mencapai potensi mereka atas perkembangan individu, sosial, dan intelektual (Nurkholifah, dkk, 2024 : 1527 ) Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan setiap siswa, salah satunya adalah pembelajaran berdiferensiasi. Meskipun kurikulum berubah, pembelajaran yang menyesuiakan dengan kebutuhan siswa tetaplah dibutuhkan. Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses mengadaptasi pembelajaran dengan minat, kebutuhan, dan kelebihan masing-masing siswa. Metode ini memungkinkan guru untuk merumuskan pembelajaran dengan mempertimbangkan keberagaman siswa, bukan hanya memodifikasi masalah yang muncul, pengajaran diberikan secara menyeluruh. (Wahyuningsih dan Yuni, 2023 :134). Pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan keragaman dan keunikan siswa dan mampu memberikan kesempatan bagi siswa supaya mampu belajar secara natural dan efisien ( Fitriyah dan Bisri , 2023 : 68). Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi adalah (1)memenuhi kebutuhan individual siswa, (2) meningkatkan pencapaian siswa, (3) meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, (4) mengembangkan keterampilan sosial dan kolaboratif, (5)meningkatkan self-esteem siswa, dan  (6) meningkatkan keterlibatan siswa (Purnawanto, 2023 : 40). Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dapat menjawab segala perkembangan zaman, perubahan kurikulum serta keberagaman siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat komponen berikut: (1) Konten : Segala sesuatu yang diajarkan kepada siswa disebut sebagai konten. Strategi pembelajaran ini dilaksanakan dengan mengelompokkan siswa berdasarkan kesiapan, bakat, dan minat setelah memetakan kebutuhan belajarnya. (2) Proses: Tindakan yang dilakukan siswa di kelas disebut sebagai "proses" dalam kalimat ini. Istilah "aktivitas" mengacu pada aktivitas kelas yang dianggap berharga bagi pembelajaran peserta didik. Selain kesiapan, minat, dan profil belajar (gaya), kelompok siswa berpartisipasi dalam kegiatan yang bermakna di kelas. (3) Diferensiasi produk menunjukkan kepada guru seberapa baik siswa memahami hasil belajar yang diharapkan melalui pekerjaan atau kinerja yang disampaikan sebagai esai, artikel, presentasi, transkrip audio, video, diagram, dan format lainnya. (4) Lingkungan Belajar : Lingkungan belajar yang dimaksud meliputi struktur pribadi, sosial, dan fisik kelas. Lingkungan belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan belajar siswa, minat, dan profil belajarnya sehingga mereka memiliki motivasi tinggi untuk mengajar (Wahyuningsari Desy dkk., 2022). Keberhasilan implementasi pembelajaran berdiferensiasi dapat diusahakan dengan : pertama guru harus mengetahui berbagai karakteristik peserta didik; kedua guru perlu menyusun asesmen diagnostik dan formatif pada awal pembelajaran; ketiga guru perlu menggunakan multimetode, multimedia, dan multisumber untuk mengakomodasi berbagai tipe belajar siswa (Purnawanto, 2023 : 34).
Hermansyah (2023 : 498) mengungkapkan beberapa tantangan dan hambatan dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi, diantaranya adalah (1) terbatasnya sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran, (2) untuk mengakomodir gaya belajar siswa yang variatif, guru memerlukan waktu untuk menyiapkan instrument pembelajaran, metode yang tepat dan media yang sesuai agar alokasi waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif, (3) guru harus memiliki keterampilan manajemen kelas yang mumpuni serta harus dapat menyeimbangkan antara memberikan perhatian individu kepada siswa dan mengkondusifkan kelas secara umum. Kemudian Supriana, dkk (2023 : 5) juga menyebutkan beragam tantangan dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi diantaranya adalaha manajemen waktu, perlunya peningkatan SDM, kompleksitas pelaksanaan, kelas yang besar, ketakutan dan ketidakpercayaan guru, persepsi siswa terhadap perbedaan perlakuan, tidak semua topic dapat diterapkan, mencegah komunikasi antarsiswa yang beragam dengan tantangan terbanyak dari sisi guru adalah manajemen waktu. Setiap tantangan tentu ada cara untuk menyelesaikannya. Hal ini menjadi tugas seorang guru untuk terus belajar dan mencari strategi yang tepat dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan memenuhi kebutuhan individual siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan zaman, terutama dalam dunia pendidikan yang semakin kompleks dan beragam. Andaikan kurikulum berubah ataupun mengalami perbaikan, pembelajaran berdiferensiasi tetaplah menjadi solusi untuk mewujudkan pembelajaran yang dapat merangkul keberagaman siswa serta memberikan kesempatan bagi siswa supaya mampu belajar dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang adaptif, fleksibel, dan responsif, yang mendukung terciptanya generasi siswa yang lebih tanggap, kreatif, dan siap menghadapi tantangan zaman.Implementasi pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan peran aktif guru untuk dapat membantu setiap siswa belajar sesuai dengan potensi mereka dan menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Digna, D., Minsih, dan Choiriyah W.2023.Teachersi Perceptions of Differentiated Learning in Merdeka  Curiculum in Elementary Schools.International Journal of Elementary Education, 7(2); 255-262.
Fitriyah dan Moh Bisri.2023.Pembelajaran Berdiferensiasi Berdasarkan Keragaman dan Keunikan Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Kajian dan Pendidikan dan Hasil Penelitian, 9(2) : 67-73.
Hermansyah, W.2023. Tantangan Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Negeri Kerekeh kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa.Nivedana Jurnal Komunikasi dan Bahasa , 4(2) : 494-499.