Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayur Brongkos

31 Oktober 2021   12:09 Diperbarui: 31 Oktober 2021   12:20 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayur Brongkos

~Alviyatun~

Aku bergegas menyiapkan ubo rampe sayur brongkos, kubeli dari penjaja sayur keliling
Butiran kacang merah kesukaan Si Bapak
Tahu plempung gurih pelengkap tak boleh tersisih
So dan kulit melinjo teman setia tak boleh lupa
Barisan telur ayam terkupas dari kulitnya, nutrisi sempurna

Bumbu telah menunggu diracik, Sayang
Si Bapak tersenyum di antara 6 sekawan buah keluwak
Warna hitam terpoles di wajah cobek yang melengkung
Beradu padu dengan ulekan bawang putih, bawang merah, lombok, jahe dan ketumbar

Daging merah dari sapi yang tersembelih di hari raya Idul Adha
Menari-nari dalam kubangan air mendidih dalam panci sederhana
Kacang merah resah menunggu antrean,
Yang  akan melepuhkan tubuhnya hingga enak dimakan

Dua batang sereh yang hampir menangis, rela ditimpuk ulekan dahsyat, meringis
Terkulai masuk bersama bumbu halus dan daun jeruk.
Lalu, khas keluwak dan bumbu brongkos menyemburkan aroma menusuk panca indera
Saatnya si putih santan menyiram dengan gembira

Irus yang setia mengaduk-aduk, menjaga santan stabil dalam luapan
Jemari memanggil tahu plempung, telur, so, dan kulit melinjo
Mereka riang karena masa tunggunya telah purna
Berkumpul bersama teman-temannya, tersaji sebagai hidangan istimewa

Keselarasan, kenyamanan, tercipta dalam sayur brongkos sekawan
Sederhana, tapi tidak membosankan
Sederhana, tetap membahagiakan
Sederhana, selalu dirindukan

Bantul, 31 Oktober 2021
Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun