Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berjuang Dari 52 km Menjadi 2 km (1)

5 Desember 2020   22:33 Diperbarui: 5 Desember 2020   22:39 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tenaga Kontrak


Kisah ini adalah tentang perjalanan hidup seorang Al. Adalah Al seorang kuli di bidang laboratorium kesehatan. Al menyelesaikan pendidikan di sekolah kejuruan Laboratorium Kesehatan pada bulan Agustus tahun 1992. Beberapa saat setelah pengumuman kelulusan Al dan keempat temannya di panggil oleh salah satu guru mata pelajaran praktikum kimia klinik. Hati resah, kenapa pula dipanggil guru.

Setelah keempat siswi ini menghadap, ternyata guru menawarkan kesempatan untuk bekerja di salah satu rumah sakit di Yogyakarta yaitu Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito. Tentunya hati Al dan kawan-kawan senang sekali, lulus langsung dapat pekerjaan. Tetapi Al dan kawan-kawan tetap tidak bisa memutuskan saat itu. Al meminta pendapat dan pertimbangan dari orangtua, dan alhasil orangtua sangat mendukung.

Setelah proses wawancara dan administrasi berupa pemberkasan syarat-syarat menjadi tenaga kontrak selesai, Al dan kedua temannya resmi menjadi karyawan di rumah sakit tersebut, sedangkan kedua teman Al tidak mengambil kesempatan ini. Secara resmi Al dkk menanda tangani Surat Perjanjian sebagai tenaga kontrak. Waktu itu Al dan kawan-kawan sama sekali tidak memikirkan tentang gaji yang akan diterima, walaupun di surat perjanjian kontrak tertera honor yang akan diterima adalah Rp. 30.000,-. Yang terpenting bisa kerja dulu mendapat pengalaman.

Inilah saat pertama Al dkk berjuang mencari penghasilan sendiri, berlatih melepaskan diri dari ketergantungan kepada orangtua, dan mencoba sedikit membantu orangtua bila mampu.

Menerima honor

Al, Siti (S) dan Yekti (Y) akhirnya menjadi tiga sekawan yang akrab, sesama pejuang tenaga kontrak di rumah sakit yang sama, meskipun pada akhirnya ketiganya terbagi dalam tugas dan ruang berbeda. Al di ruang kimia klinik, S dan Y di ruang hematologi.

Satu bulan pertama bekerja Al dkk belum menerima honor, karena harus menjalani masa training selama 3 bulan. Dan setelah masa training selesai, honor pun diterima secara rapel selama 3 bulan. Rasa senang sekali menerima honor pertama kali, sebagai upah kerjanya.

Honor pertama ibarat seperti satu penghargaan, dan satu bukti bahwa ia bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Uang adalah bentuk upah yang sangat lazim di Indonesia, dan itu sangat membanggakan bagi para remaja yang berusia 19 tahun itu.

Pada umumnya remaja usia tersebut masih melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, tapi karena waktu itu untuk melanjutkan sekolah yang sejalur atau linier harus ke luar kota seperti ke Bandung atau ke Surabaya, karena di Yogyakarta belum berdiri perguruan tinggi pendidikan Analis Kesehatan. Alternatifnya adalah bekerja, dan memang disiapkan untuk langsung bisa bekerja.

Kesempatan bekerja di rumah sakit terbesar di Yogyakarta, tidak disia-siakan oleh Al dkk. Banyak sekali ilmu baru didapat, menambah tingkat pengetahuannya. Semua pemeriksaan dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Selain sebagai rumah sakit pendidikan, rumah sakit umum pusat dr.Sardjito merupakan rumah sakit rujukan dari berbagai daerah di Indonesia, dengan sekian banyak kasus penyakit terutama penyakit yang berat, yang di rumah sakit umum daerah tidak dapat menangani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun