Mohon tunggu...
Alviyatun
Alviyatun Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wanita Kasepuhan dan Pemoles Bibir Sakti

18 Oktober 2020   10:14 Diperbarui: 18 Oktober 2020   10:24 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penampilanmu sederhana
Perempuan desa, berkain kebaya dan bersinjang kawung Jawa
Bedak tipis yang hampir tak kentara, tertelan bibir merah menua
Bibir merah tanpa gincu, nampak merona mengulum senyum senja


Pagi, cukup segelas teh hitam menghangatkan
Bercengkrama dengan sebiji gambir, daun sirih dan sedikit kapur putih,
Sarapan pagi tradisional wanita kasepuhan pedesaan
Berhias mbako susur di antara dua bibir merona,
menambah sempurna kenikmatan kunyah sirihnya

Wanita kasepuhan, yang anggun dan berluhur budi
Berbekal pinang, sirih, dan kapur ke mana pergi
Menawarkan bekal untuk menjalin silaturahmi,
Bukan makan atau minum tapi seikat kinang sebagai teman obrolan nanti
Dan sekedar sarana relaksasi

Tak peduli gigi memerah bahkan menghitam
Kenikmatan ini tak terganti
Tak perduli orang lain risih dengan dubang mendarah
Nyatanya ia pemuas rasa tiada dua  

Wanita kasepuhan yang klasik, kinipun jarang ditemui
Tergerus dan tergeser laju kembang zaman ilusi
Tradisi mengunyah sirih pun enggan diikuti
Cukuplah gincu merah sebagai pemoles bibir sakti
Serta kuaci pengganti saat relaksasi  

Karya : Alviyatun

Buat : Simbah yang masih asyik dengan kinangnya, semoga sehat dan bahagia

mbako susur : tembakau yang digulung jadi bulatan untuk mengakhiri nginang

dubang : hasil kunyahan kinang yang bercampur dengan air liur berwarna merah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun