Mohon tunggu...
Alvito Ariiq
Alvito Ariiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1

Perkenalkan saya Alvito Ariiq anak pertama dari dua bersaudara yang lahir di Surabaya pada tanggal 07 Mei 2003. Saya adalah seorang mahasiswa S1 aktif dari salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di indonesia dan saya ingin mencoba menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Umur dan Kualitas Tanah Dasar Tambak Mempengaruhi Kualitas Air dan Produksi Patin Siam di Lingkungan Tropis

20 Juni 2022   21:40 Diperbarui: 20 Juni 2022   22:23 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Patin siam (Pangasionodon hypophthalmus) adalah ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan oleh petani kecil di Indonesia. salah satu dari Tantangan utama dalam produksinya adalah kondisi tanah yang sangat lapuk dan tidak subur di dasar tambak yang mempengaruhi produktivitas budidaya. Karya ini menyelidiki efek umur tambak pada kualitas tanah, kualitas air, populasi alga bentik, dan produksi patin siam.

Tanah di dasar kolam bertindak sebagai sumber nutrisi dan juga penyangga air dalam budidaya. Tanah juga bertindak sebagai filter biologis, menyerap sisa-sisa organik pakan, kotoran ikan, dan produk alga. 

Perubahan tanah tambak dari waktu ke waktu sering terjadi, terutama di daerah tropis negara-negara, di mana Ultisols yang sangat lapuk, dan Oxisols dominan. 

Tanah ini memiliki pertukaran kation yang rendah kapasitas, asam, dan rendah kandungan nutrisi dan bahan organik. Di Indonesia, banyak daerah yang didominasi oleh Ultisol, yang secara lokal disebut tanah podsolik merah-kuning. 

Sebagai contoh, di provinsi Riau, tanahnya adalah didominasi oleh Ultisols yang bersifat asam dan miskin unsur hara. tanah membutuhkan masukan zat gizi makro dan kapur secara teratur untuk meningkatkan kualitas.

Indikator kesuburan dasar tanah yang penting di kolam air tawar adalah : konsentrasi nitrogen, rasio C/N, kandungan bahan organik, dan terlarut fosfor. kondisi dasar tambak dan pertukaran zat antara tanah dan air dapat sangat mempengaruhi kualitas air tambak. Dengan demikian, tanah secara langsung mempengaruhi kualitas air, ketersediaan hara, dan produktivitas ikan di dalam akuakultur.

Umur dan kedalaman tambak secara langsung mempengaruhi fisik dan kimia kualitas air tambak, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton, dan alga bentik yang merupakan dasar makanannya rantai di kolam ikan. 

PH rendah dapat menghambat dekomposisi organik materi dan memungkinkan akumulasinya di tanah tambak menyebabkan oksigen tinggi permintaan pada antarmuka tanah dasar dan air tambak. Konsentrasi nitrogen yang rendah juga menghambat penguraian bahan organik di dasar kolam oleh bakteri aerob. 

Selain itu, bakteri anaerob dapat menggunakan oksigen dari oksigen terlarut untuk menghasilkan metabolit yang berpotensi toxic, misalnya nitrit, dan sulfida, yang dapat masuk ke kolom air. Penurunan kualitas tanah dasar tercermin dalam deteksi kualitas air di kolam dan terutama di kolam ikan tua.

Di Indonesia, patin siam (Pangasionodon hypophthalmus) warna-warni sebagian besar dibudidayakan oleh petani kecil petani akuakultur. Ikan ini menunjukkan respon positif terhadap pelet ikan, dan dalam waktu 3 bulan budidaya intensif, seekor ikan dapat mencapai berat 150--200 gram. 

Perekonomian desa bergantung pada ikan air tawar ini, dan dengan demikian pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh umur tambak dan pengelolaan tambak diperlukan untuk meningkatkan manfaat budidaya ikan ini di lokal desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun