A. Pengertian Tingkat Kesukaran Item
   Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Ada dua jenis analisis butir soal, yakni analisis Tingkat kesukaran soal dan analisis daya pembeda, disamping validitas dan reliabilitas. Menganalisis Tingkat kesukaran dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar
 menurut Thorndike dan Hagen (1997), analisis terhadap soal-soal (items) tes yang telah dijawab oleh murid-murid mempunyai dua tujuan penting yaitu:
1. Jawaban-jawaban soal itu merupakan informasi diagnostic untuk meneliti pelajaran dari kelas itu dari kegagalan-kegagalan belajarnya, serta selanjutnya untuk membimbing ke arah cara belajar yang lebih baik.
2. Jawaban-jawaban terhadap soal-soal yang terpisah dan perbaikan (review) soal-soal yang di dasarkan atas jawaban-jawaban itu merupakan basis bagi penyiapan tes-tes yang lebih baik untuk tahun berikutnya.
B. Langkah-langkah penghitungan tingkat kesukaran item
Untuk memberikan penafsiran (interprestasi) terhadap angka indeks kesukaran item Robert L. Thondike dan Elisabeth Hagen dalam bukunya Measurement and Evaluation in Psychology and Education mengemukakan sebagai berikut:
Sedangkan menurut Witherington dalam bukunya berjudul Psychology Education sebagai berikut:
*Langkah Pertama
Langkah pertama: mencari P kotor dengan menggunakan rumus sederhana:
P : proportion = difculty indeks = angka indeks kesukaran item
Np : banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan.
N : jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar.
*Langkah kedua
Langkah kedua: Â untuk menentukan proporsi bersih. setelah menemukan proporsi kotor, untuk menemukan indeks kesukaran item skor perlu untuk menemukan proprosi bersih terlebih dahulu, dan mentransformasikan ke 2z dengan menggunakan tabel yang telah di sediakan. Untuk meneukan proporsi bersih dengan menggunakan:
Pb = proporsi bersih
Pk = proporsi kotor
a = Alternatif atau option yang dipasangkan atau disediakan pada item yang bersangkutan
I = bilangan konstan
contoh: setelah tadi ditemukan P(k) diatas P = 0,70
Telah diketahui bahwa nilai P(k) = 0,70 dan a = 5 option
Maka: P(b) = 0,625 (sedang)
 jadi, terjadi perbedaan antara proporsi kotor dan proporsi bersih, yang mana dapat digunakan dalam item soal jenis pilihan ganda. Jadi, dengan demikian Tingkat kesukaran item soal masih dalam tingkatan sedang.
* Â Â Langkah ketiga
 mentransformasikan nilai P bersih menjadi nilai z. dengan berkonsultasi pada tabel kurva normal kita ambil sebagai contoh butir item nomor 9 dengan P bersih 0,75.
*Langkah keempat
mencari atau menghitung angka indeks kesukaran item ialah dengan menggunakan angka indeks Davis yang sering disingkat dengan indeks Davis saja dan diberi lambang dengan huruf D Dimana D dapat diperolej dengan menggunakan rumus D = 21,063 z + 50. misalkan sebutir item memiliki P kotor sebesar 0,265. dengan berkonsultasi pada tabel kurva normal diperoleh z sebesar 0.6280.
Daya beda dan Tingkat kesukaran soalÂ
C.Daya Beda dan Tingkat Kesukaran soal adalah dua konsep yang umum digunakan dalam konteks pengukuran kualitas soal ulangan dan ujian. Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menetukan prporsi jumlah soal kategori mudah sedang dan sukar. Perbandingan antara soal mudah sedang dan sukar bisa di buat 3-4-3. Artinya, 30% soal kategori mudah 40% soal kategori sedang dan 30% lagi soal kategori sukar. Setelah judgment dilakukan oleh guru kemudian soal tersebut di uji cobakan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah menunggu rumus sebagai berikut:Â
* Rumus menentukan tingkat kesukaran
1= B/N
Keteranga:
1= Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B= banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N= Banyaknya yang memberikan jawaban pada soal yang di maksudkan
D. Analisis daya pembeda
Analisis daya Pembeda bisa diaratikan untuk menganalisis tingkat soal yang artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat di peroleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Dengan demikian validasi soal ini sama dengan daya pembeda soal yaitu daya yang membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah.
- Hubungan antara tingkat kesukaran dan daya pembeda, Tingkat kesukaran berpengaruh langsung pada daya pembeda soal. Jika setiap orang memilih jawaban benar (P=1), atau jika setiap orang memiliki jawaban benar (P=0) maka soal tidak dapat digunakan untuk membedakan kemampuan peserta tes.
- Daya pembeda soal pilihan ganda, Daya pembeda ditentukan dengan melihat kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkan sekor total.
- Daya Pembeda Soal Uraian, Langkah yang dilakukan untuk meghitung daya pembeda sama seperti yang dilakukan pada soal pilihan ganda. Urutkan seluruh peserta tes berdasarkan perolehan skor total dari yang tinggi keperolehan skor yang rendah.Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa cara menghitung daya pembeda adalah dengan menempuh langkah sebagai berikut:
     * Memeriksa jawaban soal semua siswa peserta tes.
     *membuat daftar peringkat atau urutan hasil tes berdasarkan skor yang dicapainya.
     *menentukan jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah.
     *menghitung selisih tingkat kesukaran menjawab soal antara kelompok atas dan kelompok bawah.
     *membandingkan nilai selisih yang diperoleh.
     *memnentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap nomor soal dengan kriteria "memiliki daya pembeda".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H