Mohon tunggu...
alvita rd
alvita rd Mohon Tunggu... -

i don't chase my dream. dream itself who chases me.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sahabat Pulau: One Youth, One Child

22 Desember 2012   16:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:11 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncang dunia”- Ir. Soekarno Mahasiswa. Apa tujuan teman-teman ketika menyandang ‘gelar’ mahasiswa? Mendapat IP cum laude? Aktif berorganisasi? Ngumpulin banyak sertifikat? Cuma itu? :) Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, salah satu tugas mahasiswa adalah pengabdian  kepada masyarakat. Disini, mahasiswa menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan, yaitu berperan sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Meraih pendidikan setinggi-tingginya bukan satu-satunya kewajiban mahasiswa. Sudahkah teman-teman melakukan sesuatu yang berguna bagi masyarakat? “Penurunan peringkat Indonesia dalam indeks pembangunan pendidikan untuk semua (Education for All) tahun 2011, salah satunya disebabkan tingginya angka putus sekolah di jenjang sekolah dasar. Sebanyak 527.850 anak atau 1,7 persen dari 31,05 juta anak SD putus sekolah setiap tahunnya.” (Sumber: Kompas.com)

13561939731777615847
13561939731777615847
Di Indonesia, tingkat kemiskinan yang tinggi membuat banyak anak yang putus sekolah. Pada usia yang sangat dini, mereka sudah membantu orangtua mencari nafkah. Banyak anak di pelosok negeri ini yang buta huruf karena kurangnya pendidikan. Kalau teman-teman saja yang lulusan perguruan tinggi kebingungan dalam mencari pekerjaan, bagaimana dengan mereka yang sama sekali tidak bisa baca tulis? Apakah mereka tidak berhak mempunyai mimpi? Yuk, kita mulai berkontribusi buat pendidikan bangsa ini. Salah satunya dengan mengikuti program volunteering Sahabat Pulau dengan salah satu projectnya: “One Youth, One Child” Sesuai taglinenya, program ini memasangkan seorang kaum muda dengan seorang anak dalam hubungan ‘Kakak Asuh- Adik Asuh’ dimana Kakak Asuh akan berperan sebagai mentor atau motivator, bertanggungjawab untuk memotivasi adik asuhnya agar terus bersekolah, dan menyediakan fasilitas yang mendukung pendidikan adik asuh seperti buku dan seragam. Dengan segala keberuntungan kita dalam mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, apa salahnya sih, memberi sedikit kepedulian dan kasih sayang buat adik-adik kita yang kurang beruntung? :) Atau mungkin teman-teman terlalu sibuk untuk menjadi ‘Kakak Asuh’? Teman-teman juga bisa kok, membantu dalam program “Rumah Baca Harapan (RUBAH)”,yaitu sebuah konsep perpustakaan bagi anak-anak yang sulit mendapat akses ke perpustakaan. RUBAH sudah ada di Jakarta, Garut (Jawa Timur), Purbalingga (Jawa Tengah), Medan (Sumatra Utara), Bukulamba dan Pinrang (Sulawesi Selatan), dan saat ini sedang pembentukan di Semarang. Yuk, teman-teman bantu mengumpulkan buku anak-anak, buku pelajaran/ ilmu pengetahuan, majalah, alat tulis, dan seragam yang sudah tidak terpakai. Jangan merasa minder dan berpikir kalau bantuan teman-teman terlalu kecil, disini yang penting adalah ketulusannya. Seperti yang Bunda Teresa bilang, “We cannot all do great things, but we can do small things with great LOVE.” :) Untuk referensi lebih lanjut, silahkan mengintip website resmi Sahabat Pulau, www.sahabatpulau.org atau follow @IDsahabatpulau. Atau cek http://hendriyadi89.wordpress.com/2012/01/18/kaspul-kakak-asuh-untuk-sahabat-pulau/ Because we believe educating children is the best investment that a country can make :) nb: program Sahabat Pulau bukan hanya diperuntukkan untuk mahasiswa, tapi juga untuk semua lapisan masyarakat, baik yang sudah bekerja atau masih sekolah. Let's volunteer and make a better world :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun