Kota sering dikaitkan dengan struktur bangunan yang padat dan kurang teratur, menciptakan kesan kotor dan tidak teratur yang dapat berdampak negatif pada kesehatan.
Dengan penerapan vertikultur, kondisi tersebut dapat diminimalkan, menyediakan elemen-elemen kesegaran dan kesejukan bagi warga kota.
Menghemat Penggunaan Tanah
Dengan cara yang tidak langsung, metode urban farming ini turut mengurangi kebutuhan akan lahan. Harus diingat bahwa lahan yang luas merupakan tantangan di kota-kota besar karena semakin jarangnya ketersediaan tanah.
Melalui vertikultur, penggunaan tanah dapat dioptimalkan sesuai dengan kapasitasnya, memungkinkan pemanfaatan yang efektif dan memberikan hasil yang maksimal.
Menghemat Penggunaan Air
Penggunaan air merupakan tantangan utama di perkotaan karena ketersediaan yang terbatas dan kualitas air yang tidak selalu baik untuk kesehatan.
Vertikultur dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini dengan menghemat penggunaan air, karena wadah terbatasnya dapat membantu mengontrol konsumsi air secara efisien.
Membantu Memproduksi Oksigen
Oksigen merupakan kebutuhan esensial untuk pernapasan manusia. Namun, di kota besar, kualitas oksigen terkadang menjadi tidak pasti karena dampak polusi udara.
Dengan menerapkan vertikultur, setidaknya kamu dapat meningkatkan produksi oksigen, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi positif terhadap perubahan iklim.
Meminimalkan Sampah
Permasalahan sampah telah menjadi isu yang dihadapi manusia sepanjang sejarah hingga saat ini. Akumulasi sampah yang tinggi dapat menjadi tempat berkembangnya penyakit.
Dengan menerapkan vertikultur, kita diajak untuk mengurangi masalah sampah dengan memanfaatkannya sebagai tempat untuk menanam tanaman. Sampah organik, seperti daun-daun atau kotoran, dapat dijadikan sebagai bahan pupuk.
Sebagai Arena Belajar
Melalui praktik vertikultur, kamu sebetulnya sedang mengembangkan keterampilan bercocok tanam yang memberikan dampak positif pada kesehatan fisik dan mental.