Mohon tunggu...
Alviosya Rollin
Alviosya Rollin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka berkegiatan di alam bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Mahatma Gandhi

28 November 2024   18:19 Diperbarui: 28 November 2024   18:19 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kharisma Gandhi mampu mengubah cara pandang dan perilaku pengikutnya. Dengan daya tariknya, ia berhasil menggerakkan mereka untuk mengikuti arahan dan visinya, yang berfokus pada perjuangan hak asasi manusia dan kemerdekaan India. Prinsipnya yang menonjol adalah menegakkan kebenaran tanpa kekerasan (Satyagraha).  

  • Gandhi mampu menerapkan visi kolektifnya dengan memadukan perilaku kepemimpinannya untuk menciptakan dampak positif yang nyata. Ia mampu mendorong semangat dan antusiasme pengikutnya melalui inspirasinya, sehingga membuat mereka merasa menjadi bagian penting dari perjuangan yang dipimpinnya.

  • Gaya kepemimpinan Gandhi sangat relevan dengan kondisi sosial dan politik India saat itu. Ia menggunakan pendekatan ini untuk melawan persaingan dalam dunia politik dan menghadapi tantangan besar seperti perang kemerdekaan India. Kepemimpinannya juga efektif dalam menghadapi ancaman terhadap keberlanjutan hidup rakyat India selama masa krisis.

  • Kelemahan Kepemimpinan Karismatik Mahatma Gandhi

    1. Cenderung sulit mengembangkan kombinasi hubungan antara pemimpin dan bawahan yang melibatkan pelimpahan wewenang atau delegasi. Kepemimpinan karismatik ini lebih fokus pada atribut-atribut pribadi yang menarik bagi bawahan, sehingga kurang menonjolkan pemberian ruang atau otoritas kepada mereka. Gaya kepemimpinan seperti ini menjadi kurang cocok jika diterapkan di dunia pemerintahan atau pada posisi seperti kepala negara, karena memerlukan pendekatan yang lebih sesuai dengan kepemimpinan transformasional.  

    2. Kepemimpinan Gandhi kurang efektif ketika diterapkan dalam pemerintahan yang sudah melewati masa krisis. Hal ini disebabkan bawahan juga membutuhkan pemimpin yang mampu memberikan arahan jelas untuk bergerak menuju visi bersama, daripada hanya berfokus pada pengaruh atau visi pribadi pemimpin. Pemimpin dalam konteks ini perlu bertindak sebagai penggerak yang membimbing bawahan, bukan hanya menjadi pusat perhatian bawahan.

    3. Kadang kala, Gandhi tidak menyadari bahwa prinsip hidup atau tujuan pribadinya terlalu diutamakan sehingga menarik perhatian lebih besar daripada pandangan kelompok yang lebih luas. Akibatnya, hal ini menciptakan potensi konflik, seperti yang terjadi ketika Gandhi tidak menyadari bahwa pandangannya dianggap kontroversial oleh kelompok tertentu. Hal ini bahkan menyebabkan seseorang yang merasa terganggu sampai melakukan tindakan ekstrim terhadap dirinya.

    Kesimpulannya, Kepemimpinan Mahatma Gandhi adalah model unik yang berfokus pada moralitas, nilai-nilai universal, dan pemberdayaan masyarakat secara damai. Meski terdapat kelemahan, pendekatan dan prinsipnya tetap relevan hingga kini sebagai inspirasi dalam menghadapi ketidakadilan dan memperjuangkan perubahan sosial secara damai. Gandhi dikenang sebagai simbol abadi perjuangan tanpa kekerasan dan pemimpin yang mengutamakan kemanusiaan di atas segalanya.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun