Anak-anak belajar bahasa dengan cepat seperti merpati yang mematuk kacang. --John Ray
"Tuhan menciptakan manusia berkelompok-kelompok, berbangsa-bangsa, bersuku-suku adalah untuk saling mengenal di antara mereka" (Qs. Al-Hujurat: 13). Salah satu cara untuk saling mengenal adalah dengan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.
Bisa dibayangkan bukan bagaimana jika di dunia ini tidak ada bahasa. Pasti tidak ada yang namanya bersosialisasi atau berkomunikasi dengan orang lain dan juga pasti dunia ini sangat sepi. Seperti halnya kita hidup diantara banyak orang namun tetap saja sendirian.
Saya jadi teringat dengan bibi dan paman saya yang bisu. Mereka Cuma bisa mengeluarkan suara seperti suara menggumam tapi bunyi hurufnya tidak jelas. Jadi, mereka berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, dengan mengunakan tangan untuk menunjuk.Â
Ketika saya bertanya ke ayah saya mengapa mereka tidak bisa bicara, ayah saya menjawab, "seharusnya mereka bisa bicara. Namun, dulu ketika mereka kecil, mereka diasuh oleh orang yang tidak bisa bicara, karena itu mereka jadi tidak bisa bicara."
Dari peryataan ayah saya, saya memahami bahwa penting adanya stimulus untuk meningkatkan kemampuan berbahasa. Stimulus itupun tentunya dari orang terdekat kemudian dari lingkungan sekitar. Jika tidak adanya stimulus yang tepat, orang yang harusnya bisa berbahasa pun jadi tidak bisa.
Nah, mari kita mengenal apa itu bahasa.
Bahasa merupakan suatu bentuk komunikasi -- entah itu lisan, tertulis, atau isyarat -- yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-simbol (Santrock, 2007). Dari pengertian yang dipaparkan oleh Santrock tersebut, dapat dipahami bahwa, manusia merupakan makhluk sosial yang menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan mempererat keharmonisan antar sesama.Â
Tidak hanya itu, bahasa juga di gunakan untuk menyalurkan ide atau perasaan kepada manusia lainnya. Jadi, bahasa tersebut sangat penting dalam kehidupan. Jenis bahasa itu meliputi lisan, tertulis, isyarat yang didasari pada simbol-simbol kata seperti huruf.
Ahli Neurosains dari Universitas of California, Taruna Ikrar, menganjurkan pelajaran bahasa lebih baik diajarkan pada anak-anak sejak dini karena dinilai akan membantu perkembangan otak anak (Bhaskara, 2016). Ini menunjukkan bahwa pentingnya mengajarkan bahasa pada anak sejak dini. Karena pada usia tersebut, merupakan usia kritis anak untuk mempelajari banyak hal yang tidak mudah untuk dilupakan.
Bahasa pastinya memiliki sistem aturan.