Mohon tunggu...
ALVI NURLAILY ROKHMAH
ALVI NURLAILY ROKHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka membaca novel dan cerita fiksi lainnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih dalam Barang Publik dan Barang Privat

10 Mei 2024   10:06 Diperbarui: 11 Mei 2024   00:12 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam ilmu ekonomi, barang diklasifikasikan dalam berbagai cara berdasarkan eksklusivitas dan persaingan. Eksklusivitas tergantung pada apakah seseorang dapat dicegah untuk mengkonsumsinya. Pada saat yang sama, persaingan untuk suatu barang bergantung pada apakah seseorang dapat mengkonsumsinya tanpa mempengaruhi akses orang lain terhadap barang tersebut. 

Barang publik adalah istilah dalam ilmu ekonomi yang mengacu pada suatu barang (komoditas) yang tersedia bagi semua orang dan penggunaannya oleh satu orang tidak mengurangi atau menghabiskan ketersediaan bagi orang lain. Dua karakteristik utama barang publik adalah non-excludable dan non-rivalrous.

Non-excludable berarti konsumen tidak dapat dikecualikan dari suatu barang/jasa, meskipun mereka tidak membayar. Contohnya adalah udara jernih. Tidak mungkin menghentikan seseorang untuk menghirup udara bersih, meskipun mereka tidak berkontribusi dalam proses pemeliharaan udara bersih. Contoh lainnya adalah pertahanan negara. Pertahanan diberikan kepada semua orang, terlepas dari berapa banyak pajak yang mereka bayarkan atau apakah mereka ingin dilindungi.

 Non-rivalrous berarti ketika seseorang menggunakan suatu barang/jasa, hal tersebut tidak mengurangi kuantitas yang tersedia bagi orang lain. Taman umum adalah contoh barang yang tidak ada pengurangan dalam kuantitas nya. Jika satu orang memanfaatkan taman tersebut, hal ini tidak mengurangi ketersediaan taman tersebut bagi orang lain untuk menggunakannya (tentu saja dengan asumsi terdapat cukup ruang). Sebaliknya, secangkir kopi merupakan barang kompetitif. Jika seseorang meminum secangkir kopi, berarti tidak ada orang lain yang bisa. Hal ini karena kopi merupakan komoditas yang langka -- terdapat kesenjangan antara permintaan kopi dan pasokan kopi. 

Selanjutnya kita akan mengenal barang privat. Setiap produk yang harus dibeli untuk konsumsi dan bila dikonsumsi oleh satu orang mencegah konsumsi oleh orang lain disebut barang pribadi. Oleh karena itu, suatu barang dianggap sebagai barang pribadi jika terdapat persaingan antar individu untuk memperoleh barang tersebut dan konsumsi barang tersebut menghalangi orang lain untuk mengonsumsi barang tersebut. 

Barang-barang privat bersifat exludable. Eksklusivitas mengacu pada item yang kepemilikan atau aksesnya dapat dibatasi. Biasanya, barang pribadi dibatasi untuk pembeli. Misalnya, telepon merupakan barang yang dikecualikan karena untuk dapat menggunakan dan memiliki telepon, telepon tersebut harus dibeli terlebih dahulu. Pizza adalah contoh lain dari barang yang tidak dapat dikecualikan. Hanya orang yang membayar pizza yang bisa memakannya. Salah satu contoh yang tidak bisa dikesampingkan adalah penelitian kesehatan. Tidak mungkin mengecualikan orang-orang tertentu dari manfaat penelitian kesehatan, meskipun mereka tidak berkontribusi atau mendanai penelitian tersebut.

Selain bersifat excludable, barang-barang privat juga bersifat kompetitif. Dikatakan bersifat kompetitif karena jika barang tersebut digunakan maka dapat mengurangi kuantitas barang yang tersedia untuk orang lain . Contoh barang pesaing adalah tiket pesawat. Tiket tersebut hanya memperbolehkan satu orang untuk terbang. Oleh karena itu, penggunaan tiket mengecualikan kemungkinan orang lain menggunakan tiket yang sama. Perlu diperhatikan bahwa tiket pesawat tidak dapat dikecualikan karena penggunaannya terbatas pada pembeli. Oleh karena itu, tiket akan dianggap sebagai barang pribadi karena bersifat eksklusif dan kompetitif. Contoh manfaat yang tak tertandingi adalah penyiaran publik. Mendengarkan radio oleh seseorang tidak menghalangi orang lain untuk menggunakannya.  

Mengapa harus ada barang publik?

Banyak barang publik merupakan layanan yang disediakan oleh pemerintah dan dibayar dengan pajak. Hal ini dikarenakan barang publik seringkali memberikan manfaat bagi semua orang, meskipun mereka tidak memanfaatkan layanan tersebut secara langsung. Hal ini dikenal sebagai eksternalitas positif -- suatu barang yang memberikan manfaat kepada orang-orang yang tidak terlibat dalam transaksi tersebut. Eksternalitas positif adalah alasan utama mengapa pemerintah mengeluarkan uang untuk menyediakan barang publik. 

Contoh barang publik yang mempunyai eksternalitas positif adalah pemadam kebakaran. Jika pemadam kebakaran memadamkan api di rumah seseorang, orang tersebut jelas diuntungkan. Namun, para tetangga juga mendapat manfaat karena dengan memadamkan api, kecil kemungkinan api akan menyebar. Dengan demikian, para tetangga mendapat manfaat tanpa langsung memanfaatkan layanan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun