Sebagai negara yang kaya akan keindahan alamnya, Indonesia juga memandang pariwisata sebagai salah satu aspek pendorong pertumbuhan daerah karena kondisi geografis Indonesia berpotensi menjadi daerah tujuan wisata. Keelokan alam berbagai daerah di Indonesia merupakan salah satu faktor pengembangan potensi pariwisata, mulai dari wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, hingga industri pariwisata.Sektor pariwisata memiliki peran penting dalam mendorong aktivitas perekonomian penduduk lokal. Hal tersebut biasanya terpengaruh dari permintaan barang dan jasa yang perlu diproduksi dan disediakan, perluasan lapangan pekerjaan, mendorong pembangunan dan infrastruktur, dan meningkatkan pendapatan devisa, seperti yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Salah satu destinasi pariwisata alam yang ada di Kabupaten Probolinggo yaitu Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Destinasi wisata ini tercatat sebagai kawasan strategis nasional.
Jawa Timur merupakan provinsi yang potensial untuk meraup keuntungan dari sektor pariwisata. Provinsi ini memiliki 760 daya tarik wisata yang terdiri dari daya tarik alam, budaya, dan buatan. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur yang memiliki potensi tempat wisata yang baik dari segi wisata alam, wisata buatan, serta wisata budaya nya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Probolinggo, jumlah pendatang wisatawan mancanegara pada tahun 2022 sebesar 11.653 jiwa yang pada tahun sebelumnya sangat sedikit yaitu  hanya 211 jiwa akibat dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pandemi covid-19.  Sedangkan untuk jumlah wisatawan domestik pada tahun 2021 sebanyak 459.659 jiwa, yang kemudian jumlahnya melonjak pesat pada tahun 2022 yaitu sebanyak 833.906 jiwa.
Pembangunan kepariwisataan menurut UU No. 9 Tahun 2010 tentang Kepariwisataan bertujuan untuk: Meningkatkan pertumbuhan ekonomi; Meningkatkan kesejahteraan rakyat; Menghapus kemiskinan; Mengatasi pengangguran; Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; Memajukan kebudayaan; Mengangkat citra bangsa; Memupuk rasa cinta tanah air; Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan Mempererat persahabatan antarbangsa.
Namun, pariwisata merupakan sektor ekonomi yang relatif rapuh dan sangat bergantung pada perekonomian yang stabil. Serta dampak destinasi pariwisata akibat dari bencana menunjukkan betapa rentannya industri ini terhadap gangguan mendadak pada ekonomi lokal.
Bencana alam merupakan hal yang sering terjadi akibat perubahan iklim. Banyak penelitian mengatakan bahwa bencana alam mengakibatkan kerugian besar pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek atau menengah bahkan berkepanjangan bagi daerah yang terkena dampaknya. Masalah-masalah ini dapat mencakup pembangunan kembali selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, seperti pengungsian Masyarakat dari tempat tinggal mereka, kehilangan pekerjaan, kerusakan lingkungan fauna dan flora, dan ketidakamanan finansial. Hal yang disebutkan tersebut telah terjadi pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Kawasan wisata Gunung Bromo mengalami kebakaran sebanyak 50 hektar lebih pada tanggal 6 September 2023 yang menimbulkan kerugian yang cukup banyak terutama bagi perekonomian penduduk sekitar. Menurut informasi yang beredar kebakaran di padang savana Gunung Bromo disebabkan oleh pengunjung yang sedang melakukan prewedding dengan menyalakan flare, namun sebelum itu wilayah Kabupaten Probolinggo memang sedang dilanda musing kemarau dan menurunnya curah hujan yang mengakibatkan padang savana mengalami kekeringan sehingga dengan mudah penyebaran api dari percikan flare. Jika dilihat dari data Balai Besar TNBTS yang terdapat pada liputan6.com tercatat angka kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal mencapai angka 5.658 jiwa dengan rata-rata perhari 1.130 pengunjung pada periode 5 hari yaitu tanggal 1 sampai 5 September 2023. BB TNBTS juga menerima pendapatan wisatawan mencapai Rp. 171 juta lebih atau sekitar Rp. 34 juta perharinya. Menurut data yang didapat dari liputan6.com selama 4 hari yaitu dari tanggal 6 sampai dengan 10 September wisata TNBTS telah mengalami kerugian sebesar Rp. 112 juta lebih. Jika dilihat dari tripwisatabromo.com harga tiket nya untuk hari kerja seharga Rp.29.000,- bagi wisatawan domestik dan bagi wisatawan mancanegara seharga Rp.220.000,-, serta untuk hari libur seharga Rp. 34.000,- untuk wisatawan domestik serta bagi wisatawan mancanegara seharga Rp.320.000,-. Selain itu, penduduk lokal juga memperoleh dampak yang merugikan akibat dari bencana tersebut. Contohnya yaitu usaha warga lokal yang membuka jasa layanan transportasi serta usaha tmpat makan di sekitaran wikayah yang terdampak.
Ditinjaui dari hal tersebut bahwa bencana alam dapat memperlambat sektor pariwisata karena berkurangnya tenaga kerja dan citra destinasi yang memburuk akibat dari manajemen krisis yang buruk. Diharapkan para wisatawan lebih berhati-hati dalam bertindak dan disiplin atas aturan yang telah dibuat di destinasi wisata serta lebih memperhatikan izin-izin kepada pihak pengelolah pariwisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H