[caption caption="Bradshaw, Paul. 2012. 21 Century News Room"][/caption]
Â
Apa yang kalian lakukan pertama kali di pagi hari? Apa yang kalian lakukan setelah selesai kuliah? Apa yang kalian lakukan saat waktu senggang? Menurut data dari comScore dan didukung data dari Instapaper, pengguna Iphone membaca artikel paling banyak di jam enam pagi, sembilan pagi, lima sampai enam sore dan jam delapan sampai 10 malam. Waktu tersebut adalah waktu dimana seseorang sedang di jam santai, bangun pagi, mulai bekerja, selesai bekerja dan waktu istirahat malam.
Data tersebut menunjukkan bahwa informasi dan berita sudah menjadi bagian dari kehidupan seseorang. Dimana pun ia berada, ia bisa mengakses informasi mau pun berita. Hal ini tentu saja memberikan tuntutan bagi para pemilik media online untuk memberikan informasi secepat mungkin. Namun sejalan dengan permintaan berita yang semakin meningkat, audiens juga meminta kedalaman berita (Bradshaw, 2012; 11). Lalu bagaimana bentuk newsroom pada abad ini?
Ada dua hal yang diinginkan audiens saat ini yaitu kecepatan dan kedalaman berita. Saat ini informasi apa pun bisa dengan mudah didapatkan. Orang bisa berbagi melalui akun sosial media yang dimilikinya. Kecepatan pemberian informasi diakui oleh Neal Mann yang mengatakan bahwa twitter memberikan informasi sebelum media mana pun.
Berita yang muncul di twitter atau sosial media lainnya menjadi sumber informasi paling cepat untuk menuntun audiens mencari informasi tentang suatu kejadian. Akhirnya banyak organisasi berita harus bisa memanfaatkan sosial media seefektif mungkin. Mereka harus memasukkan sosial media sebagai sarana penyebaran dan sumber informasi paling cepat.
Selain sosial media, organisasi media juga tidak boleh menutup mata terhadap kehadiran liveblogging, sebagai bentuk situs jurnalisme milik warga. Liveblogger bisa mendistribusikan berita kapan pun secepat yang mereka mau. Organisasi berita disarankan memasukkan liveblogging dalam situs mereka seperti yang dilakukan The Telegraph yang menampilkan liveblogging royal wedding. Sebab, liveblogging memberikan keuntungan pada aspek kecepatan dan informasi yang lebih beragam.
Kecepatan telah membuat perusahaan media beradaptasi dengan proses produksi untuk publikasi online. Dalam media online, penerbitan artikel mengalami permasalahan distribusi. Artikel online dituntut menyajikan berita ringan dan interaktif yang bisa meningkatkan traffic melalui google dan facebook. Hal ini lah yang menjadi tantangan baru bagi organisasi berita.
Selain tentang kecepatan produksi berita, audiens juga menginginkan liputan berita yang mendalam. Bukan hanya informasinya saja, analisis suatu peristiwa juga menjadi permintaan audiens. Dalam aspek kedalaman ini audiens masih berkutat pada berita baru, tetapi mereka juga berbagi analisis yang lebih dalam , konteks dan interaktivitas.
Berdasarkan hasil pencarian di google, kedalaman sebuah berita memiliki peringkat atas dalam pencarian. Sedangkan berita baru berada di peringkat bawah. Hal tersebut menjelaskan bahwa, permintaan audiens bukan lagi hanya kecepatan tetapi juga kedalaman sebuah berita. Steve Yelvington menambahkan kriteria halaman berita yang baik harus memenuhi komponen, mulai dari artikel yang jelas, identitas penulis, fasilitas berdiskusi hingga kelengkapan gambar atau infografik.
Organisasi berita juga memiliki peran penting untuk meningkatkan diskusi mengenai berita tersebut sebab hal ini bisa semakin memperdalam berita. Tentunya ini meningkatkan kontribusi audiens terhadap dunia jurnalisme. Â Pada poin ini, tahapan sebuah berita menjadi lebih dalam; ada audiens biasa yang akan menghubungkan bagian-bagian isu dan audiens aktif yang sudah terhubung pada tahap awal pengembangan berita dan sudah melakukan diskusi.