[caption caption="flickr.com"][/caption]packing baju - kegiatan memasukkan baju dan perlengkapan sehari-hari ke dalam koper - menjadi hobi baru baru bagiku. Memilih baju mana yang akan digunakan, aksesoris mana yang cocok dengan baju, dan memilih sepatu yang cocok di bawa rasanya seperti mencium bau kebebasan. Kali ini, Bali menjadi destinasiku melepas penat semester lima.
Sama seperti biasanya, pukul enam pagi aku terbangun, melihat layar handphone dan kembali memejamkan mata menunggu alarm berbunyi. Pagi itu memang tidak ada yang spesial kecuali tiketku menunjukkan tanggal yang sama dengan tanggal di layar hp.Â
Tepat pukul 08.00 alarm handphone ku telah berdering, menandakan aku harus segera bangun. Sebelum berangkat, semua harus dipastikan sudah tertata rapi. Aku lihat lagi list barang yang harus aku bawa; satu sepatu pergi, satu sandal jepit, pakaian, kacamata, topi, alat mandi, charger handphone, daily make up, dan plastik jangan sampai tertinggal.
Setelah semua lengkap, sambil membunuh waktu, aku melakukan aktivitas rutin. Pukul 11.00 temanku yang akan menemani liburanku kali ini sudah datang lengkap dengan tasnya yang menggembung. Segera saja setelah Cici datang, ibu langsung mengantar kami menghampiri satu lagi temanku, Nia.
Perjalanan kali ini, kami tempuh dengan jalur darat. Selain harganya yang relatif lebih murah, sensasi perjalanan lama sambil bercengkerama dengan sahabat-sahabatku yang membuatku memilih jalur darat. Perjalanan selama 17 jam kami tempuh sambil menikmati matahari terbit kala menyeberang pulau menggunakan kapal feri.Â
Bali, pulau dewata yang menyimpan banyak keindahan. Menghirup udara Bali, aroma wewangian yang begitu kental, sembari melihat rumah-rumah khas Bali segera membuatku tak ingin kembali pulang. Aku tak sabar mengunjungi destinasi wisata yang sudah kami rencanakan, lebih dari itu, aku senang melihat suasana Bali melalui kaca helm.
Â
1. Sate Babi Golkar
 [caption caption="BenedictaAlvinta"]
Sate Babi ini memang tak seterkenal sate babi bawah pohon Kuta. Lokasi Sate Babi ini ada di daerah Denpasar, tepat di halaman gedung Golkar. Harganya murah, cukup 15.000 dengan porsi yang sangat mengenyangkan. Tempat makan ini menjadi destinasi pertama kami karena sejak di Bali, perut kami belum menyentuh makanan apapun.Â
2. Hutan Mangrove Bali
 [caption caption="sumber: BenedictaAlvinta"]
Tempat ini sebenarnya hanya tempat konservasi hutan mangrove. Namun tata letaknya yang indah menjadikan tempat ini sebagai spot foto favorit. Tak hanya kami, yang hanya bermodalkan kamera handphone, fotografer profesional pun datang ke sini untuk melakukan sesi pre-wedding kliennya.
3. Pantai Kuta