Mohon tunggu...
Alvinno putra
Alvinno putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unusa Jurusan S1 Manajemen 2023

menulis arrtikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Etika Manajemen Itu?

28 April 2024   21:07 Diperbarui: 28 April 2024   21:28 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: era baru manajemen edisi 9 buku 1/bab 5

Etika adalah hal yang sulit dijelaskan dengan cara yang pasti. Dalam konteks umum, etika (ethics) adalah kode prinsip dan nilai moral yang membangun perilaku seseorang atau sebuah kelompok yang berhubungan dengan benar dan salah. Etika adalah penentu standar-standar dari mana yang baik atau buruk dalam tindakan dan keputusan. 

Sebuah permasalahan etika biasanya muncul dalam situasi ketika tindakan seseorang atau sebuah organisasi mungkin akan membahayakan atau menguntungkan orang lain. 

Namun permasalahan etis terkadang bisa sangat kompleks. Orang-orang di organisasi secara luas mungkin menganut pandangan-pandangan yang beragam tentang tindakan etis yang paling sesuai dan tidak sesuai dalam situasi tertentu. Manajer sering kali menghadapi situasi dimana ia mengalami kesulitan untuk menentukan mana yang benar dan salah. 

Selain itu, manajer juga mungkin akan terbagi antara perbuatannya yang dianggap salah dan tuntutan kewajibannya terhadap bos dan organisasi. Terkadang, manajer ingin mengambil tindakan tetapi tidak berani untuk menentang orang lain, menjadi bahan pembicaraan, atau mempertaruhkan pekerjaannya. 

Etika dapat dipahami dengan lebih jelas ketika dibandingkan dengan perilaku yang ditentukan oleh hukum dan pilihan bebas. Gambar diatas tersebut menunjukkan bahwa perilaku manusia dibagi ke dalam tiga kategori. Yang pertama adalah hukum yang ada, dimana nilai-nilai dan standar-standar ditulis dalam sistem hukum dan diselenggarakan di pengadilan. Dalam area ini, pihak pembuat undang-undang menentukan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi semua orang dan perusahaan dengan cara tertentu, seperti mendapatkan surat izin mengemudi atau membayar pajak perusahaan. 

Pengadilan menduga keras bahwa para eksekutif di perusahaan-perusahaan seperti WorldCom dan Enron telah melanggar hukum, misalnya, dengan cara memanipulasi hasil-hasil keuangan, seperti menggunakan rekanan off balance sheet untuk secara tidak patut menciptakan pemasukan dan membunyikan utang. Bidang dari pilihan bebas berada di ujung seberang timbangan dan berhubungan dengan perilaku yang tidak bisa tersentuh hukum dan kebebasannya sangatlah dinikmati oleh individu atau organisasi. Pilihan yang dibuat seorang manajer tentang dimana ia akan makan siang atau pilihan dari perusahaan musik tentang jumlah CD yang akan dirilis adalah contoh kecil dari pilihan bebas.

Diantara wilayah-wilayah ini, terdapat area etika. Wilayah ini tidak memiliki hukum yang spesifik, tetapi terdapat standar-standar tingkah laku berdasarkan prinsip dan nilai yang dipegang tentang tingkah laku moral yang menuntun seorang individu atau sebuah perusahaan. 

Para eksekutif di Enron, misalnya tidak melanggar hukum tertentu dengan menyuruh para pegawai untuk lebih banyak membeli saham bahkan ketika mereka percaya bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan finansial dan harga saham sepertinya akan turun. Namun, perilaku ini jelas-jelas merupakan pelanggaran tanggung jawab etis yang dilakukan para eksekutif pada para pegawainya. Manajer-manajer ini bertindak berdasarkan kepentingannya sendiri daripada berdasarkan kewajibannya terhadap pegawai dan pemangku kepentingan lainnya.

Banyak perusahaan dan individu bermasalah dengan pandangan yang disederhanakan bahwa pilihan-pilihan dibangun baik oleh hukum atau oleh pilihan bebas. Pandangan ini membuat orang-orang mempunyai asumsi yang salah bahwa jika suatu hal tidak ilegal, maka hal itu pastilah tidak melanggar etika, seakan wilayah ketiga tidaklah ada. Pilihan yang lebih baik adalah mengenali wilayah etika dan menerima nilai-nilai moral sebagai daya yang kuat untuk kebaikan yang dapat mengatur perilaku baik di dalam maupun di luar organisasi.

Sekian wasallam......

Baca juga: Koperasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun