Mohon tunggu...
M Alvin Noor Reza
M Alvin Noor Reza Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

newbie dalam membuat artikel

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ironi Nelayan di Negara Maritim

25 November 2019   09:19 Diperbarui: 25 November 2019   09:23 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nenek moyangku seorang pelaut, mungkin itu memang benar faktanya dan para ahli juga sepakat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah pelaut yang tangguh. Hal itupun didasari oleh kondisi geografis Negara kita tercinta yang dikelilingi lautan. Dari sabang sampai Merauke semua provinsi memiliki potensi laut yang sangat besar. dengan potensi yang dimiliki tersebut seharusnya dapat mensejahterakan kehidupan masyarakat nelayan yang menggantungkan hidup pada potensi kelautan (maritim) tersebut.

Namun kenyataannya, kehidupan masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan tidak begitu menjanjikan, bahkan kehidupan nelayan sering diidentikkan dengan kemiskinan .. Nelayan merupakan kelompok masyarakat yang dapat digolongkan sebagai lapisan sosial yang paling miskin diantara kelompok masyarakat lain di sektor pertanian

Kurangnya pemanfaatan Laut Indonesia

Dilansir dari beritagar.com Laut Nusantara punya potensi besar bagi dunia, negara, maupun masyarakat, tetapi pemanfaatan terutama di sektor perikanan masih belum optimal lantaran nelayan Indonesia terkendala sejumlah hal.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan baru sekitar tujuh persen potensi laut yang berhasil dimanfaatkan. Padahal, sektor perikanan merupakan salah satu penyumbang pendapatan tertinggi negara sekaligus penopang ekonomi masyarakat.

Lalu bagaimana bisa dengan begitu besar potensi laut Indonesia tetapi negara kita hanya mampu memanfaatkan 7% nya saja. Sebenarnya Nelayan di Indonesia masih menggunakan cara tradisional dalam menangkap ikan dan belum semua melek teknologi. Negara kita masih mengandalkan insting atau kira-kira saja dalam menentukan lokasi untuk menangkap ikan. Hasil tangkapan nelayan sebenarnya bisa banyak jika memanfaatkan teknologi untuk menemukan lokasi keberadan ikan di laut.

Masalah lain juga ikut menjadi faktor kurangnya pemanfaatan laut di Indonesia oleh nelayan, seperti resiko ketika melaut yang sangat tinggi, maraknya illegal fishing yang mengeksploitasi laut indonesia dengan alat yang canggih. dan juga harga jual ikan murah dikalangan tengkulak.

Risiko ketika melaut

Tidak dapat dipungkiri bahwa profesi nelayan memiliki segudang resiko yang sangat berbahaya, Mulai dari cuaca yang tidak menentu dimana cuaca ini bisa saja menghasilkan gelombang laut yang sangat besar dimana dapat membuat kapal nelayan menjadi oleng bahkan bisa saja tenggelam. Apalagi kebanyakan kapal nelayan di Indonesia tidak memerhatikan aspek keselamatan.

Para nelayan juga tidak membawa alat keselamatan ketika melaut. Misalkan saja pelampung. Padahal pelampung sngat berguna ketika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Lagi-lagi ini merupakan faktor ekonomi, mereka tidak begitu peduli terkait keselamatan mereka ketika melaut, asalkan bisa pergi menangkap ikan saja menurut mereka sudah cukup. Urusan keselamatan menjadi urusan belakangan.

Setidaknya harus ada pemberdayaan nelayan di Indonesia agar dapat memaksimalkan potensi laut, sehingga para nelayan dapat menaikan derajat hidup mereka. Sungguh ironi jika Indonesia sebagai negara Maritim tetapi 48% nelayan masih di bawah garis kemikinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun