Â
TANGERANG - Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman budaya yang sangat banyak. Dengan lebih dari 300 suku bangsa, ratusan bahasa daerah, dan beragam adat istiadat, Indonesia adalah contoh nyata negara yang mampu mengintegrasikan beragam suku, ras, dan budaya ke dalam satu identitas nasional. Dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi yang semakin meningkat, keberadaan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional menjadi penopang penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Namun mempertahankan jati diri Indonesia bukannya tanpa tantangan. Globalisasi telah membuat perubahan besar dalam berbagai bidang kehidupan. Budaya asing masuk melalui media, teknologi, dan pola pikir dan sering kali mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Banyak generasi muda yang lebih mengenal budaya asing dibandingkan budayanya sendiri.
- Pancasila Sebagai Pedoman Jati Diri Bangsa
Di sinilah letak pentingnya peran Pancasila sebagai pedoman penguatan jati diri bangsa. Pancasila menjadi pedoman bagi masyarakat Indonesia untuk tetap menghargai keberagaman tanpa mengurangi rasa persatuan dan kesatuan, berdasarkan pada lima sila yang mewakili nilai-nilai luhur negara. Misalnya, sila ketuhanan Yang Maha Esa mengajarkan bahwa meskipun masyarakat Indonesia berbeda agama, namun tetap perlu adanya rasa saling menghormati antar umat beragama. Sila Persatuan Indonesia menekankan pentingnya mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan kelompok atau suku tertentu. Dalam konteks budaya, Pancasila mendorong masyarakat untuk terus melestarikan kearifan lokal yang merupakan bagian penting dari bangsa Indonesia. Kearifan lokal ini merupakan aset atau kekayaan yang tidak hanya mengandung nilai-nilai budaya namun juga mengajarkan sikap-sikap positif seperti gotong royong, toleransi dan solidaritas. Misalnya, masyarakat adat secara konsisten menjaga adat istiadat yang diwarisi oleh leluhurnya. Inilah contoh bagaimana nilai-nilai budaya dapat dipertahankan dan dihormati meski dunia semakin canggih. Namun, tantangan masih tetap ada.
Perbedaan suku, agama, ras, dan golongan sering kali menimbulkan konflik atau perpecahan di berbagai daerah, apalagi di era digital yang sangat mudah untuk menyebaran informasi, meski informasi yang berpotensi menimbulkan provokasi atau perpecahan. Oleh karena itu, masyarakat perlu menyikapi perbedaan tersebut dengan lebih bijaksana. Pancasila hadir sebagai perekat untuk mengingatkan kita bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk saling membenci atau bermusuhan, melainkan untuk saling melengkapi dalam semangat persatuan. Langkah konkrit untuk melestarikan jati diri Indonesia di tengah perubahan modern dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang ada seperti Smartphone sebagai sarana edukasi dan promosi budaya Indonesia. Pemerintah, komunitas, dan individu dapat berkontribusi dalam mempromosikan budaya Indonesia melalui media sosial dan platform digital lainnya.
Dengan begitu, generasi muda yang sebelumnya tidak tahu apa-apa tentang budaya Indonesia, akan bisa mengenal dan mencintai budayanya sendiri. Dengan berpegang teguh pada Pancasila, masyarakat Indonesia dapat tetap menjaga identitas nasional di tengah derasnya arus modernisasi dan globalisasi. Keberagaman budaya bukanlah kelemahan, melainkan kekayaan yang memperkaya Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H