Di pagi yang sejuk di Tapus, asap tipis mengepul dari dapur nenek. Di tengah hiruk-pikuk persiapan pesta adat, nenek tetap tenang menyiapkan hidangan istimewa yang selalu dinanti oleh cucunya yang akan kembali dari perantauannya. Ayam Lado Hijau Koto Gadang. Resep ini adalah warisan leluhur, dan tidak sembarang orang bisa membuatnya dengan sempurna.
Anak bungsu nenek yang baru pulang dari pekerjaannya, terlihat sibuk membantu di dapur. "Mak, kenapa harus repot-repot masak Ayam Lado Hijau? Kan bisa pesan katering saja," katanya sambil memotong bawang.
Nenek hanya tersenyum. "Nak, Ayam Lado Hijau ini bukan sekadar masakan. Setiap sendoknya membawa cerita, kenangan, dan kebanggaan Koto Gadang. Kalau kamu mau belajar, sini duduk dekat Mak."
Si bungsu pun menurut, mengambil tempat di samping ibunya. Ia memperhatikan bahan-bahan yang sudah tertata rapi: ayam kampung segar, cabai hijau, bawang merah, bawang putih, tomat hijau, serai, daun jeruk, dan jeruk nipis.
Proses Membuat Ayam Lado Hijau
"Pertama, ayamnya harus dilumuri jeruk nipis dan garam, supaya tidak amis," ujar Nenek sambil memegang ayam dengan cekatan. Rani melihat tangan keriput ibunya, yang sudah banyak menyiapkan hidangan ini untuk kedatangan cucunya.
"Tumbuk cabai dengan tidak terlalu halus" lanjutnya. Â
Rani mengerutkan dahi. "Kenapa tidak pakai blender saja, Mak?"
Nenek terkekeh. "Blender boleh, tapi rasa tanganmu yang menumbuk bumbu itu tak tergantikan. Ini soal rasa, bukan sekadar praktis." Ia mulai menumbuk cabai dan bawang di lesung batu, menghasilkan aroma yang menggelitik hidung Rani.
Setelah itu, ayam digoreng hingga setengah matang. Nenek lalu memanaskan minyak di wajan besar, menumis bumbu lado hijau bersama serai dan daun jeruk. Aroma harum menyeruak, membuat perut Rani mulai keroncongan.
"Ayamnya masuk sekarang, ya, Mak?" tanya Rani.