Mohon tunggu...
Alvin EkaPrasetya
Alvin EkaPrasetya Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Media Sosial, Minat Baca Kita, dan Matinya Kepakaran

21 Juni 2023   12:30 Diperbarui: 21 Juni 2023   13:37 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh, ketika kita melihat konten-konten di platform tiktok, saat kita baru beberapa detik melihat salah satu video/konten kemudian merasa bosan, kita dengan sadar, mudah, dan cepat menggeser ke video/konten lain yang tersedia. 

Kesadaran, kemudahan, dan kecepatan dalam mengganti video/konten tentu berdasarkan pengetahuan kita jika masih banyak video/konten yang ditawarkan di dalam platform itu.

Maka menjadi tidak mengherankan jika Indonesia memiliki peringkat minat baca yang rendah di dunia. Sebab, selain faktor-faktor lain yang mengikuti, faktor rentang perhatian rendah sebagai produk dari media sosiallah yang juga memiliki pengaruh terhadap minat baca. Karena, membaca buku dibutuhkan rentang perhatian yang tinggi. 

Pola negatif lainnya dari internet dan media sosial adalah membuat matinya kepakaran. Mungkin jika kita tanyakan kepada semua profesional dan pakar terkait sebab matinya kepakaran, maka jawabannya adalah internet. 

Sebagaimana kita ketahui, di internet beberapa orang terpandai di dunia hadir di sana. Sementara itu, orang-orang yang paling bodoh juga hadir di sana, hanya terpisah beberapa klik saja. 

Bayangkan, dahulu orang-orang meminta nasihat kepada spesialis di semua bidang, sekarang tinggal menuliskan istilah yang dicara ke dalam mesin pencari dan mendapatkan jawaban dalam hitungan detik.

Masalah yang paling jelas adalah orang bebas mengunggah apa pun di internet, sehingga ruang publik dibanjiri informasi tak penting dan pemikiran setengah matang. 

Internet seperi mengizinkan satu miliar bunga mekar, namun sebagian besarnya berbau busuk, mulai dari teori konspirasi hingga penyebaran informasi bohong (hoax) oleh berbagai kelompok.

Pada akhirnya kita tidak dapat menyangkal bahwa internet dan media sosialnya adalah pencapaian besar yang terus mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik  dengan memberikan lebih banyak akses ke sumber informasi, termasuk akses kepada satu sama lain. 

Kehadiran internet dan media sosial pun bisa dinikmati oleh banyak orang, dibandingkan dengan yang pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Meski demikian, internet dan media sosial juga memiliki sisi gelap. 

Internet dan media sosial mendorong dampak yang penting dan sangat negatif terkait cara kita mendapatkan pengetahuan dan menanggapi kepakaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun