Mohon tunggu...
alvin dewantoro
alvin dewantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Transformasional dengan Mengimplementasikan Teknologi Digital di Era Nadiem Makarim

18 Mei 2024   14:15 Diperbarui: 18 Mei 2024   14:20 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nadiem Makarim atau yang lebih dikenal dengan panggilan Nadiem adalah anak dari pasangan Nono Anwar dan Atika Algadrie. Ayah Nadiem Makarim adalah seorang pengacara ternama keturunan Arab asal Pekalongan, Jawa Tengah. Nadiem Makarim lahir di Singapura pada 4 Juli 1984 dan merupakan anak laki-laki satu-satunya dan memiliki dua orang saudara perempuan. Nadiem Makarim memutuskan untuk melanjutkan SMA-nya di Singapura setelah beliau lulus dari jenjang SD dan SMP-nya di Jakarta. Kemudian Nadiem Makarim melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas yang terletak di Amerika Serikat, yang bernama Brown University dengan jurusan Internasional Relations dan berhasil mendapatkan gelar BA. Beliau juga sempat mengikuti program Foreignexchange di London Schoolof Economics. Karena merasa kepuasan ilmu yang beliau miliki pada saat itu belum tercukupi, Nadiem Makarim saat itu bertekad untuk melanjutkan studi seperti ayahnya. Beliau memilih untuk masuk ke program master di Harvard Business School dan akhirnya mendapatkan gelar MBA (Master of Business Administration). Walau dikenal sebagai mahasiswa lulusan universitas paling bergengsi di dunia yaitu Harvard, hal tersebut tidak menjadikan Nadiem Makarim lupa diri.

Setelah lulus dan mendapatkan gelar MBA, Nadiem Makarim kembali ke tanah air dan tidak membutuhkan waktu lama untuk terjun ke dunia kerja. Dengan bekal ijazah dan banyaknya pengalaman yang dimilikinya, Nadiem pernah bekerja di beberapa perusahaan atau lembaga ternama sebelum akhirnya memutuskan untuk membuat perusahaan star-up. Setelah lulus dari Harvard, Nadiem Makarim memutuskan untuk kembali ke tanah air untuk langsung memulai kariernya di Indonesia. Banyaknya pengalaman serta ijazah yang beliau miliki, Nadiem Makarim akhirnya direkrut sebagai Management Concultant di MCKinsey & Company, yaitu sebuah Lembaga konsultan tersohor yang berbasis di Jakarta. Selang beberapa tahun, ditahun 2011 Nadiem pun menjadi Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia. Namun beliau hanya tidak bertahan lama berada disana. Karena setelah beliau mengaku sudah cukup banyak mendapat pelajaran dan pengalaman bekerja sama dengan sejumlah bakat terbaik di Kawasan Asia, beliau pun memutuskan untuk keluar dan membangun perusahaan start-up sendiri.

Gagasan awal mula beliau mendirikan Go-Jek yaitu saat beliau masih bekerja Mckinsey & Compeny. Nadiem Makarim pun lebih sering menggunakan jasa ojek daripada menggunakan mobil kerena menurutnya menggunakan mobil akan meningkatkan kemacetan di Jakarta yang tinggi. Lambat laun usaha Nadiem Makarim mulai berkembang, dan pada tahun 2014 beliau menerima investasi dana untuk mengembangkan Go-Jek yang diberikan oleh Notrhstart Group yang merupakan sebuah perusahaan investasi dari Singapura dan setelah itu suntikan dana Go-Jek memang semakin bertambah. Pada tahun 2015 adalah tahun terbaik untuk perusahaan tersebut karena Go-Jek meluncurkan sebuah aplikasi pertama di platform mobile. Pada saat itu juga perusahaan Go-Jek Nadiem Makarim semakin berkembang, setelah tercipta Go-Jek versi aplikasi membuat perusahaan tersebut lebih dikenal oleh masyarakat hampir seluruh wilayah di Indonesia. Go-Jek memberikan edukasi kepada masyakat bahwa dengan kemunculan aplikasi tersebut, dapat membuat masyarakat bisa memesan serta mendapatkan layanan ojek yang cepat, aman, nyaman dan mudah diakses dimanapun. Oleh karena itu, pada saat pemerintahan Jokowi periode kedua, Nadiem Makarim diberi amanat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Nadiem Makarim sebagai CEO dan pendiri Go-Jek sudah dianggap membantu dalam memajukan perekonomian Indonesia dengan menggerakkan lebih dari satu juta pengemudi. Itu semua adalah perjalanan hasil kerja kerasnya yang beliau tempun selama 8 tahun yang tidak selalu berjalan mulus. Banyaknya pengalaman yang beliau dapatkan telah mengajarkan banyak hal mengenai cara memimpin dan manajemen. Gaya kepemimpinan transformasional yang digunakan akan menumbuhkan keyakinan bagi pengikut, yang merupakan modal bagi tumbuh dan berkembangnya untuk berbagi pengetahuan. Sikap kepemimpinan transformasional yang melekat di diri Nadiem Makarim membuatnya aktif mendorong diskusi-diskusi kolaboratif dan melibatkan pekerja lapangan untuk membantunya dalam proses pengambilan keputusan. Beliau juga membangun kepercayaan diri dari tim yang dimilikinya agar mereka senantiasa terpacu memberikan layanan terbaik. Selain jasa transportasi, Go-Jek termasuk berinovasi dengan menyediakan jasa-jasa lain yang dapat dimanfaatkan oleh para pengguna. Jasa yang disediakan Go-Jek yaitu, Go-Ride, Go-Send, Go-Mart, Go-Food, Go-Box, Go-Clean, Go-Glam, Go-Pay, Go-Massage, dan Go-Busway.

Pada tahun 2015 perusahaan Go-Jek merilis aplikasi pertama di platfrom mobile. Hal ini merupakan langkah yang menarik untuk menarik minat para pelanggan baru sekaligus dengan memperkenalkan model bisnisnya dimasyarakat luas. Dan tidak membutuhkan waktu lama, banyak masyarakat yang menggunakan aplikasi Go-Jek tersebut. Perusahaan Go-Jek juga sudah melakukan ekspansi ke 5 negara dikawasan Asia Tenggara dan jumlahnya tersebar di 207 kota. Membangun dan memperbesar start-up tidaklah mudah, terhitung untuk Go-Jek Indonesia yang kini menyandang standing sebagai decacorn. Decacorn adalah sebutan untuk perusahaan dengan valuasi perusahaan mencapai USD 10 miliar per tahun. Sasaran market Go-Jek adalah para pengguna ponsel pintar atau smartphone. Salah satu platform yang jadi sasaran Go-Jek untuk dicermati generasi milenial adalah Youtube. Iklan-iklan yang dibuat dan ditampilkan oleh para kreatif Go-Jek merupakan iklan bersama dengan tema yang mudah dikemas dan kreatif. Sehingga siapa saja yang melihat iklan-iklan tersebut akan merasakan kepuasan, karena unsur hiburan didalamnya dan tidak mengesampingkan pesan dan target dalam Go-Jek tersebut. 

Dari gaya kepemimpinan Nadiem Makarim, dapat terlihat jelas bahwa beliau miliki karakterristik dan perilaku kepemimpinan transformasional. Nadiem Makarim sebagai CEO dan pendiri Go-Jek yang sudah dianggap membantu dalam memajukan perekonomian Indonesia dengan menggerakkan lebih dari satu juta pengemudi. Dengan banyaknya pengalaman yang beliau miliki. Itu semua adalah perjalanan hasil kerja kerasnya yang beliau tempuh selama 8 tahun yang tidak selalu berjalan mulus. Sikap kepemimpinan transformasional yang melekat didalam diri Nadiem Makarim membuatnya aktif mendirong diskusi-diskusi kolaboratif dan melibatkan pekerja lapangan untuk membantunya dalam proses pengambilan keputusan. Pada tahun 2015 perusahaan Go-Jek merilis aplikasi pertama di platfrom mobile phone. Perusahaan Go-Jek juga sudah melakukan ekspansi ke 5 negara dikawasan Asia Tenggara dan jumlahnya tersebar di 207 kota. Salah satu platform yang menjadi sasaran Go-Jek untuk dicermati generasi milenial adalah Youtube. Iklan-iklan yang dibuat dan ditampilkan oleh para kreatif Go-jek merupakan iklan bersama dengan tema yang mudah dikemas dan kreatif. 

Dari sebuah pemahaman tentang karakteristik dan perilaku kepemimpinan transformasional tersebut dapat dinilai sangat penting bagi para pemimpin untuk mencapai kinerja yang maksimal dan menjadi sebuah inspirasi. Pemimpin transformasional adalah kunci dari perubahan dan transformasi organisasi dan lingkungan. Oleh karena itu, disarankan agar pemimpin di era digital harus menyadari bagaimana kepemimpinan transformasional dan menerapkan sifat sifatnya dalam praktiknya.

Refrensi:

https://www.akupaham.com/biografi-nadiem-makarim/

https://www.academia.edu/42773125/PROFIL_KEPEMIMPINAN_NADIEM_MAKARIM_and_BUDAYA_ORGANISASI_GOJEK_LEADERSHIP_and_ORGANIZATIONAL_BEHAVIOUR

https://www.neliti.com/publications/398227/transformational-leadership-in-digital-era-analysis-of-nadiem-makarim-founder-of

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun