Mohon tunggu...
Alvin Demas
Alvin Demas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Otomotif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Sejarah Pers Indonesia: Pengalaman Kunjungan ke Monumen Pers Surakarta

12 Mei 2024   09:52 Diperbarui: 12 Mei 2024   09:56 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Kamis, 28 Maret 2024, saya berkesempatan mengunjungi Monumen Pers Nasional di Surakarta, ditemani oleh seorang tour guide yang berpengalaman. Pengalaman ini tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang sejarah pers di Indonesia, tetapi juga memperkaya pemahaman saya tentang peran penting media dalam pembentukan bangsa.

Saat memasuki monumen tersebut, mata saya langsung disuguhkan dengan 10 daftar nama tokoh serta patung pendiri pers di Indonesia. Ini menjadi penghormatan yang luar biasa bagi mereka yang telah berjuang memajukan dunia jurnalistik di tanah air. Melihat patung-patung mereka, saya tak bisa tidak terkesima oleh dedikasi dan semangat yang mereka miliki.
Setelah itu, tour guide kami memberikan penjelasan mendalam tentang sejarah dan awal berdirinya Monumen Pers Nasional di Surakarta. Mendengarkan cerita ini, saya semakin menghargai perjalanan panjang yang dilalui pers Indonesia untuk menjadi seperti yang kita kenal saat ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tak hanya itu, kami juga diajak untuk melihat peninggalan-peninggalan bersejarah dari dunia pers di Indonesia, seperti kamera, alat siaran, radio, dan berbagai artefak lainnya. Melihat barang-barang ini, saya merasa tersentuh oleh bagaimana evolusi teknologi telah membentuk dan mengubah cara media mengabarkan berita dari masa ke masa.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tak ketinggalan, kami juga diajak untuk mengunjungi ruang baca dan ruang arsip koran dan majalah dari tahun ke tahun. Melalui koleksi ini, saya bisa melihat perkembangan dan perubahan dalam pemberitaan dari masa ke masa. Ini mengingatkan saya akan pentingnya memahami konteks sejarah dalam mengonsumsi berita.

Kunjungan ke Monumen Pers Nasional Surakarta bukan hanya sekedar jalan-jalan biasa, tetapi sebuah pengalaman yang mendalam dan memikat. Melalui perjalanan ini, saya merasa lebih terhubung dengan warisan jurnalistik Indonesia dan merasa terinspirasi untuk terus mendukung kebebasan pers dan integritas jurnalistik di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun