"Hormatilah dalam pada itu segala adat istiadat yang kuat dan sehat, yang terdapat di daerah-daerah dan yang tidak mengganggu atau menghambat Persatuan Negara dan Bangsa Indonesia." - Ki Hajar Dewantara
Kebangkitan nasional merupakan titik balik perjuangan bangsa Indonesia. Kebangkitan nasional ini menumbuhkan kesadaran mereka sebagai "orang Indonesia" dan berkembangnya rasa nasionalisme. Nasionalisme adalah suatu pola pikir yang dapat diartikan sebagai sikap cinta terhadap bangsa dan negara sendiri. Â
Nasionalisme hakikatnya berbicara tentang kepedulian terhadap nasib bersama, tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau etnis. Nasionalisme tidak hanya sekadar bentuk identitas, tetapi juga mengandung semangat untuk berjuang bersama demi keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Nasionalisme mendorong lahirnya persatuan dan kesatuan diantara pemuda. Pada masa pergerakan nasional, pemuda-pemuda Indonesia bersatu dalam berbagai organisasi, seperti organisasi Budi Utomo, Trikoro Dharmo, dan Jong Java, untuk bersatu dan bersama dalam melawan penjajahan. Semangat persatuan ini menjadi landasan bagi terbentuknya negara Indonesia yang Merdeka, dan terus ada di Indonesia hingga saat ini.
Zaman telah berganti, kehidupan kita sekarang telah menjadi lebih tenang dibanding masa penjajahan. Namun, tantangan yang akan dihadapi para pelajar dalam menghargai nilai-nilai nasionalisme dan rasa persatuan/kesatuan akan tetap ada.
Globalisasi dan perkembangan teknologi dapat membawa pengaruh buruk yang dapat menggeser atau bahkan mengubah fokus dari nilai-nilai yang ada dalam bangsa Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan orang-orang dizaman sekarang tidak lagi menghidupi semangat nasionalisme, dan malah mengikuti paham-paham yang tidak sejalan dengannya. Oleh karena itu, pelajar harus dapat memaknai dan terus mengimplementasi nilai-nilai nasionalisme yang merupakan salah satu fondasi penting untuk kehidupan bangsa, dalam kehidupan sehari-hari.
Memaknai nilai-nilai nasionalisme dan rasa persatuan/kesatuan memiliki arti penting dalam mempertahankan jati diri bangsa. Memaknai bukan hanya sekadar menunjukkan cinta tanah air, tetapi juga melibatkan tanggung jawab untuk ikut serta dalam pembangunan dan melindungi keberagaman budaya. Dengan kata lain, bukan hanya mencintai, namun melakukan suatu tindakan untuk tanah air.
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan oleh pelajar dalam memaknai nilai-nilai nasionalisme dan rasa persatuan/kesatuan nasional dalam kehidupan sehari-hari. Pertama-tama, para pelajar dapat memperdalam pemahaman mereka akan sejarah perjuangan bangsa, sehingga mereka akan lebih memahami apa yang telah dilalui bangsa Indonesia, serta mengapresiasi keberagaman budaya yang dimiliki. Melalui pendidikan dan kesadaran, pelajar dapat membentuk identitas nasional yang kuat.
Sebagai ajakan kepada pelajar sebagai generasi penerus bangsa, mereka memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan nasionalisme di Indonesia. Pelajar dapat mengambil inisiatif dalam kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, dan pembangunan masyarakat yang berlandaskan semangat kebersamaan. Dengan begitu, mereka turut berkontribusi dalam melestarikan dan memajukan bangsa ini. Seperti revolusi pada 1998 karena pemerintahan yang sudah melenceng dari identitas bangsa ini, sebagian besar orang yang ikut demo merupakan kalangan pelajar terutama mahasiswa.
Sebagai kesimpulan, memaknai nilai-nilai nasionalisme dan rasa persatuan/kesatuan nasional tidak hanya menjadi mata pelajaran sejarah, tetapi juga tanggung jawab setiap orang, khususnya pelajar. Dengan memahami hakikat nasionalisme, semangat persatuan, dan peran pentingnya dalam membangun dan menjaga bangsa, generasi penerus dapat menjadi tulang punggung bagi kelangsungan dan kemajuan Indonesia di masa yang mendatang.