Mohon tunggu...
Alvin Arby Cahyadi
Alvin Arby Cahyadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Alvin Arby Cahyadi Bukan tentang kritik. Apalagi simbol kesombongan atas nama literasi amatir. Yang jika tahu sebagian kecil saja, sudah seenak perutnya mengambil premis-premis sok tahu. Anggaplah, tidak lebih dari sekedar insan tak sempurna yang mencari jati diri. Makhluk superior yang terkadang merasa minor. Menjalani kenyataan sistem semi rimba. Hukum rimba yang manusiawi. Tanpa kelas tapi terkotak-kotak pandangan berkabut di siang yang terik. Sudut pandang sempit seorang yang dalam hal ini menggunakan kata ganti pertama "saya"?

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Apa Kabar Menara Saidah?

18 Juli 2013   14:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:22 3773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini saya buat beberapa hari lalu saat sore hari disertai gerimis yang tidak henti-hentinya di Jakarta. -------------------------------------------------------------- Gerimis seharian, seharian pula berkendara motor. Dingin sekali, coy. Bikin ujung jari jadi keriput. Sampai ujung yang lain juga keriput. Suasana dingin dari pagi memang bikin cepat lelah. Karena faktanya, tubuh butuh lebih banyak energi buat menciptakan panas tubuh normal. Selepas Cawang belok kanan, ke arah Pancoran. Mampir sebentar di warung pinggir jalan MT Haryono. Tepat dibawah Menara Saidah. Setelah memarkir seadanya. Perhatian sebenarnya karena Menara ini. Penasaran ama bentuk bangunannya. Rumput dengan orang, tinggian rumput. Malah kaca jendela ada yang pecah. Liat arah ke arah basement parkir, lebih cocok disebut goa berhantu dari pada parkiran bawah tanah. Iseng-iseng cari tau lewat embah google ternyata menara Saidah sudah lama nggak dijadikan sebagaimana fungsinya alias dibiarkan kosong tidak digunakan. Kalau kata seorang mbak-mbak penjaga warung dibawah menara Saidah, sebenarnya warung dia yang bikin keliatan rame cuma karena tepat diatas Stasiun Kereta Cawang. Jadi yang lebih banyak mampir cuma para penumpang kereta Jakarta-Bogor. Dulu sih banyak pekerja yang berkantor di Menara Saidah mampir ke warung kopinya. Tapi sekarang terjadi penurunan penjualan, untung gak bikin usaha warung kopinya kolaps sampai-sampai sahamnya dibeli Seven Eleven. Kata embak penjaga warung kopinya, sebut aja namanya Dahlia Khasieb Azzimah Aminah Carolina Margaretha (89) ,"Kalo yang aneh-aneh di menara ini mah udah banyak. Pernah di jendela sekitar lantai 10 ada anak perempuan lagi liat-liat ke arah luar dari dalam jendela. Lampu ruang lobi hidup mati sendiri. Pernah juga Sampe ada suara mp3 lagu Bento-Iwan Fals kedengaran keluar. Padahal jelas-jelas akses masuk ke dalam gedung dikunci semua." Konon kata mbah Google gedung ini gak digunakan lagi semenjak ada gangguan lift. Jadi dari lantai 1 ke lantai 8 harus melewati lantai 7. (??) Liftnya juga hanya bisa digunakan naik dan turun. Selain itu waktu tempuh lift juga lama. Bahkan ada yang bilang, untuk pergi dari lantai 1 ke lantai 2 butuh waktu 60 menit. Lift apa gerobak? Makanya banyak perusahaan pindahin kantornya ke gedung-gedung lain yang mulai banyak di sekitaran HT Haryono sampai Gatot Subroto. Ada juga yang bilang Menara Saidah ternyata masih satu genre dengan saudara jauhnya di Italia, Menara Pissa. Menara Saidah disebut-sebut mengalami kemiringan tiap tahun. Mengikuti kemiringan warga Jakarta. Tinggal tunggu waktunya untuk dibuka sebuah loket di depan warungnya mbak Dahlia Khasieb Azzimah Aminah Carolina Margaretha (89). Dengan papan penanda "Selamat datang di Menara Miring Saidah". [caption id="attachment_267244" align="alignleft" width="375" caption="Menara SAidah"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun