Mohon tunggu...
Muhammad Burhanuddin
Muhammad Burhanuddin Mohon Tunggu... Konsultan - Industrial Engineering, Wiraswasta, Suka Menulis

gajah meninggalkan gading, harimau meninggalkan kulit, manusia meninggalkan apa? silahkan mampir ke https://www.alvinburhani.net

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Jiwa Kita

15 Desember 2011   03:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:15 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita mengerti sekarang, bahwa kebudayaan modern banyak melalaikan dan mengetepikan dimensi ketuhanan dari bidang manapun. Jelas sekali ini adalah dosa besar baginya, lantas apakah kita akan meniru yang kasat oleh mata itu? Orang yang baik dan berbudaya itu tidak mungkin berkepribadian berbeda-beda, disini baik namun disana jahat. Orang yang baik dan berbudaya adalah yang memiliki satu watak kepribadian yang sama dan tetap dimanapun dan kapanpun ia berada. Sungguh suatu kebodohan yang tidak ada bandingannya ketika orang itu ingkar kepada Tuhanya, membangkang-Nya secara terang-terangan, lalu ia berharap mendapat sanjungan dari manusia bahwa ia berbudi pekerti baik dan berbudaya, hanya karena ia bersikap sopan santun kepada sesama manusia, namun kepada Tuhan ia tetap ingkar.

Makna iman kepada Tuhan yang nanti akan mempengaruhi jiwa kita adalah dengan mengenal-Nya dengan benar dan sudah pasti pada akhirnya kita akan menyandarkan diri kepada-Nya. Semua ini tidak akan dapat dicapai kecuali oleh orang-orang yang mendidik-dirinya, membangun jiwanya, dan memelihara perilakunya. Kita tidak pantas menjadi orang besar kecuali jika kita telah memperbaiki keadaan dan perilaku kita sendiri.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana dengan sosok yang mendekatkan diri kepada-Nya namun prilakunya buruk, pengetahuannya dangkal, bodoh, kemproh, dan anarkis? Kenyataan... ada sebagian orang-orang yang beragama namun justru ia telah jauh dari agama karena sifat dan perlakuan mereka yang rendah. Beragama seperti ini sangat membahayakan agama yang benar.

Sebagian manusia memang ada yang sibuk berusaha menghancurkan sesamanya, mencari-cari aib saudaranya, dan merasa senang diatas penderitaannya. Kita tak habis fikir, mengapa orang orang seperti itu berfikiran bahwa dia tidak akan dapat membangun dirinya sendiri melainkan dengan menghancurkan orang lain. Sifat seperti ini sama dengan  sosok orang yang ingin mendekatkan diri kepada Tuhannya namun prilakunya buruk, pengetahuannya dangkal, bodoh, kemproh, dan anarkis?

Ada satu persoalan yang menarik perhatian kita saat melihat keadaan yang menyedihkan dari umat manusia ini. Persoalan ini tampaknya bersifat keilmuan, namun sebenarnya ia lebih merupakan persoalan akhlak (budi pekerti) dan pendidikan. Disana ada sekolmpok manusia yang sibuk mencari kenikmatan dunia; matanya senang memandangi wanita-wanita, mereka berfikir bahwa adalah hak asasi setiap manusia untuk memuaskan hawa nafsunya, karena hawa nafsu tidak mungkin untuk dikekang. Jika ada yang mengekang hak asasi ini, maka ajaran itu hanyalah ajaran yang sudah usang lagi sudah tertinggal! Sedangkan disisi lain ada juga para penjilat yang tunduk dibawah kaki dan ketiak tuan dan tuhan mereka, setia sepenuhnya dan siap mejalankan perintah untuk memuji ini dan mencela itu. Bagaimana dengan itu?

Kita sudah tahu jawabannya masing-masing... Insya Allah :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun