Mohon tunggu...
Nur Alvina Proborini
Nur Alvina Proborini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S2 Universitas Muhammadiyah Malang

Suka menulis tentang agribisnis, personal development dan bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Peluang Komoditas Pertanian Indonesia Menjadi Pemasok Pasar Global

14 Juli 2023   08:59 Diperbarui: 14 Juli 2023   09:14 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemasaran internasional didefinisikan sebagai pemasaran yang dapat menjangkau satu atau lebih negara-negara dimana kegiatan pemasaran perusahaan multinasional melakukan bisnis di beberapa negara dengan memanfaatkan taktik dari pemasaran global, pasar global, produk, dan standar global. Indonesia merupakan salah satu negara sebagai pasar potensial untuk produk-produk global terutama pada produk pertanian. 

Hasil dari produksi komoditas pertanian di Indonesia yang sangat melimpah dapat memberikan peluang yang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemasok dalam pasar global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan Indonesia meningkat sebesar 10,52% yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor dari kopi pada periode Januari-Desember 2022. Nilai ekspor tersebut mencapai US$ 4.895,2 juta di tahun 2022 dengan berat ekspor tercatat sebesar 6.911,3 ribu ton. Peluang yang besar untuk Indonesia dengan terus berkembangnya ekspor yang menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Dalam upaya memasarkan produk unggulan pertanian Indonesia terutama dengan sasaran pasar global perlu memperhatikan aspek pendukung seperti kuantitas, kualitas, dan kontinuitas produk dengan baik. Aspek kuantitas merupakan jumlah produk komoditas pertanian yang ditawarkan dan kuantitas produk harus dipertimbangkan serta disesuaikan dengan jumlah permintaan yang ada di pasar. Aspek kualitas merupakan tingkat baik buruknya suatu produk komoditas pertanian yang ditawarkan kepada konsumen. Kualitas produk yang baik akan mempengaruhi harga jual dari komoditas. Aspek ini menjadi salah satu faktor yang dapat menembus dalam pasar global terutama produk komoditas pertanian. 

Selanjutnya aspek kontinuitas merupakan konsep yang mengacu pada kondisi yang berlangsung secara terus-menerus. Hal ini dalam pemasaran produk komoditas pertanian menjadi aspek yang perlu di perhatikan dalam segi kontinuitasnya. Komoditas pertanian memiliki sifat musiman serta bergantung pada cuaca dan iklim sehingga komoditas pertanian tidak dapat tersedia sepanjang tahun di pasar. Solusi yang dapat dilakukan salah satunya dengan penggunaan teknologi. Pemanfaaatan teknologi disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing komoditas agar tetap dapat memaksimalkan hasil dari produk. Salah satu produk unggulan Indonesia yang menjadi peluang untuk ekspor adalah kakao.

Kakao atau Theobroma cacao L. merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Indonesia yang diminati di pasar global. Kakao merupakan bahan baku pembuatan cokelat yang telah diekspor ke berbagai negara di seluruh dunia. Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia. Menurut data BPS, nilai ekspor kakao dan produk olahannya di Indonesia mencapai angka sebesar 385.981-ton dengan nilai US$1,26 miliar pada tahun 2022. Nilai tersebut meningkat sebesar 0,85% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 382.712-ton dengan nilai US$1,21 miliar. Jika di runut jauh ke belakang, ekspor komoditas kakao tersebut berfluktuasi cenderung stabil dalam satu dekade terakhir. Nilai ekspor komoditas dengan kode HS 18 tersebut sempat mencapai level paling tinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar US$1,34 miliar. Ekspor kakao Indonesia pada tahun 2022 paling banyak dikirim ke India, dengan nilai sebesar US$211,47 juta dengan volume sebesar 68.386,49 ton.

Peningkatan produksi kakao di Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar global yaitu dengan meningkatkan produktivitas lahan kakao. Peningkatan produktivitas menggunakan bibit unggul yang tahan serangan hama, pemberdayaan petani kakao, dan dukungan dari pemerintah. Selain itu penggunaan teknologi yang optimal guna memaksimalkan hasil dari produksi kakao. Upaya peningkatan produksi hasil perkebunan komoditas kakao dapat melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi usaha perkebunan kakao. Penggunaan Good Agricultural Practices (GAP) yang merupakan panduan cara budidaya kakao yang baik dan benar ramah lingkungan akan meningkatkan produktivitas dari kakao.

Dari data outlook kakao, ketersediaan kakao Indonesia untuk tahun 2022-2026 diestimasi masih bernilai positif atau surplus setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,97% per tahun. Kenaikan ketersediaan kakao tiap tahunnya berfluktuatif. Angka ketersediaan kakao pada tahun 2026 diperkirakan mencapai 549,575 ribu ton. Dengan tingginya angka persediaan tersebut, komoditas perkebunan kakako di Indonesia siap untuk menjadi pemasok kakao utama di pasar global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun