Mohon tunggu...
Alvin Angjaya
Alvin Angjaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebenarnya “Narsis” Itu Apa Sih? Dan dari Mana Asalnya?

20 Oktober 2016   22:21 Diperbarui: 20 Oktober 2016   22:27 8178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman yang sudah nge-trend dengan adanya selfiedan wefieini pasti banyak orang sudah tidak asing lagi mendengar kata “narsis”.

Kata tersebut pada umumnya sering ditujukan kepada orang yang suka memotret diri nya sendiri baik dengan gaya yang biasa saja sampai menggunakan gaya-gaya yang eksentrik.

Apakah pandangan masyarakat tentang apa arti narsis itu benar? Sebenarnya asal kata “narsis” itu dari mana sih?

Narsis sebenarnya berasal dari kata “Narsisisme” (dari bahasa Inggris) atau “Narsisme” (dari bahasa Belanda), adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis.

Istilah narsis ini pertama kali digunakan oleh ahli psikologi, Sigmund Freud, yang diambil dari salah satu tokoh mitologi Yunani yaitu narcissus. Mengapa Sigmund Freud bisa mengambil istilah narsis dari narcissus?

Narcissus adalah seseorang yang sangat tampan, suatu ketika dia melihat bayangan sendiri terefleksikan di atas danau dan akhirnya dia pun mencintai bayangan nya sendiri. Saat berusaha menggapai bayangan nya sendiri di atas air tersebut, dia narcissus tidak sengaja terjatuh dan tenggelam di dalam danau. Setelah itu muncul bungan bernama bunga “Narcissus” di sebelah danau tersebut. Mitologi mengatakan bahwa bungan itu adalah penjelmaan dari Narcissus sendiri.

Sifat Narsis sebenarnya ada di semua orang, tapi jika jumlah nya berlebihan, maka akan menjadi yang namanya “Personality Disorder”. Narsisme sebenarnya mencakup hal yang luas, tidak hanya soal suka berfoto dengan gaya macam-macam, tapi merupakan sebuah cara berpikir. Beberapa contoh dari orang narsis adalah:

  • Merasa dirinya lebih unggul dari orang lain
  • Ingin selalu dianggap lebih tinggi walaupun tidak ada prestasi
  • Memilik sikap yang sombong dan merendahkan orang lain
  • Terobsesi dengan kecantikan, kesempurnaan dan semacamnya
  • Suka iri terhadap orang lain
  • Melebih-lebihkan diri sendiri

Orang-orang yang memiliki faktor-faktor dari yang diatas menandakan bahwa mereka kemungkinan adalah orang narsis.

Jadi sebenarnya narsisme itu bukanlah sesuatu hal yang ringan, tapi merupakan sebuah kepribadian yang ada pada setiap manusia yang akan menjadi tidak sehat bila sudah berlebihan. Dengan melihat contoh-contoh yang diatas, apakah kalian adalah orang narsis?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun