Mohon tunggu...
Alvin
Alvin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univeritas Surabaya

Hobi bermain gane

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Rujak Cingur Warisan Kuliner Khas Surabaya

30 November 2024   15:44 Diperbarui: 30 November 2024   15:43 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 https://images.app.goo.gl/8ASaaFWFao696xRK8 Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

                                                                                                           

Ketika membicarakan kuliner khas Surabaya, salah satu makanan yang langsung terlintas di benak adalah rujak cingur. Hidangan tradisional ini bukan sekadar kuliner biasa, melainkan simbol identitas budaya yang kaya rasa dan cerita. Bagi masyarakat Surabaya, rujak cingur adalah makanan yang tidak hanya menggoyang lidah, tetapi juga membawa kebanggaan akan tradisi lokal yang lestari hingga kini.

Apa Itu Rujak Cingur?

Secara harfiah, kata "cingur" dalam Bahasa Jawa berarti "mulut" atau "moncong." Hal ini merujuk pada salah satu bahan utama hidangan ini, yaitu irisan daging cingur sapi (bagian moncong). Dalam satu porsi rujak cingur, biasanya terdapat campuran irisan buah-buahan segar seperti bengkuang, mangga muda, nanas, dan kedondong, yang berpadu dengan sayuran rebus seperti kangkung, tauge, dan kacang panjang. Sebagai pelengkap, ada tahu dan tempe goreng serta lontong.

Namun, bintang utama hidangan ini adalah bumbunya. Bumbu rujak cingur dibuat dari campuran petis udang khas Surabaya, kacang tanah, gula merah, cabai, bawang putih, dan sedikit air asam jawa. Seluruh bahan ini diulek hingga menghasilkan cita rasa manis, gurih, dan sedikit asam yang sangat khas.

Simbol Budaya

Rujak cingur bukan sekadar makanan, melainkan representasi budaya yang penuh makna. Campuran antara buah-buahan, sayuran, dan daging mencerminkan harmoni keberagaman, yang sejalan dengan nilai-nilai masyarakat Indonesia yang majemuk.

Selain itu, penggunaan petis dalam bumbu rujak cingur menjadi bukti bagaimana masyarakat pesisir seperti Surabaya mengadaptasi bahan-bahan lokal untuk menciptakan cita rasa unik. Petis sendiri merupakan produk olahan dari udang atau ikan yang banyak ditemukan di daerah pantai utara Jawa Timur.

Penutup

Rujak cingur adalah bukti bahwa kekayaan kuliner Indonesia tidak hanya soal rasa, tetapi juga tentang cerita di balik setiap sajian. Dengan melestarikan dan memperkenalkan rujak cingur ke generasi berikutnya, kita turut menjaga warisan budaya agar tetap hidup di tengah arus globalisasi. Jadi, ketika Anda berkunjung ke Surabaya, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi hidangan autentik yang penuh sejarah ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun