Masa- masa kecil adalah masa dimana enggan orang melupakan dan menyayangkan. Ada banyak proses yang perlu dilewati sebelum kita beranjak menjadi orang dewasa. Kembali ke masa kecil, ada sebagian orang tua terlalu mempermasalahkan harus bermain apa dan dengan siapa, padahal hal tersebut mampu memicu psikologis anak lho. Â Solusinya agar anak tidak terganggu psikisnya, jangan kekang dan larang-larang anak harus berbuat ini itu. Biarkan mereka memilih apa yang dia sukai.
Hal ini pernah terjadi pada diri ku sendiri. Aku ingat waktu itu tepatnya di siang hari, waktu dimana semua teman-teman bermain. Dan waktu itu pula kebetulan ada perlombaan sepakbola.Â
Aku hanya berniat menonton saja, tapi sesampainya dirumah aku malah dimarahi dalam tanda kutip itu menurut ku sebuah diskriminasi.Â
Hal ini disebabkan karena ada saudaraku yang melihat diriku menonton pertandingan, dia mengadu kalau aku ikut bermain, padahal aku hanya menonton. Karena ketidakberanianku mengatakan yang sebenarnya aku hanya bisa pasrah dan mendengarkan saja.
Diskriminasi karena masalah gender yang ada dalam pemikiran keluargaku, membuat ku merasa sakit hati. Akan tetapi hal tersebut tidak membuat ku membenci bidang olahraga. Aku menyukai bidang olah raga badminton dan panahan.Â
Sejak kecil aku selalu melihat pertandingan badminton di layar televise. Dalam lubuk hati mereka yang melakukan smash begitu keren. Dari situ aku ingin mempelajari badminton, ingin menjadi atlet,,,,impian halu hehe
Yaa tapi harapan kecil itu tidak terealisasikan, karena aku yang tidak mau mengembangkan. Jika saja aku terus maju pada impian kecil itu, mungkin saja aku akan beneran menjadi seorang atlet wanita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H