Hay hay helloo buddy,,,teman alvina semua
Alhamdulillah setelah kita berpuasa sebulan penuh lamanya dalam bulan ramadhan, akhirnya menjemput hari kemenangan. Saat silahturahmi ke rumah saudara dan tetangga pasti ada aja pertanyaan yang terus saja di lontarkan pada anak perempuan khususnya. Anak perempuan yang sudah tumbuh menjadi gadis cantik, menawan, dan ber akhlakul karimah.
Ada sebuah cerita. Ada seorang gadis remaja, yang tinggal masih bersama orang tuannya di pelosok desa. Sebut saja namanya si Minah. Minah adalah gadis pendiam, senyumannya menawan dan menyejukkan, pancaran wajahnya sungguh mempesona, aura dalam dirinya sedikit menonjol walau pun ada aura lain yang lebih kuat.
Minah gadis desa yang tumbuh di lingkungan yang dia rasakan tidak begitu menginspirasi, menyenangkan, bahkan membuatnya betah. Lingkungan sekitar tempat tinggal Minah tidak begitu memperhatikan pendidikan, apalagi untuk anak-anaknya, mereka seperti tidak memikirkan masa depan untuk anaknya kelak. Rata-rata orang tua memberikan kebebasan sejak anak sudah lulus SD, bahkan saat SD pun mereka tidak begitu senang mendampingi belajar atau pun memberikan motivasi.
Minah seperti merasakan tekanan lingkungan dan psikologis, tapi Minah selalu memendam sendiri perasaaanya sehingga menjadi semacam tekanan batin. Ketika kelas 4 SD dia ingin keluar dari desanya menempuh pendidikan jauh dari rumah dan mendapatkan lingkungan baru. Sampai akhirnya baru ke wujudkan saat sudah lulus SD. Minah melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren sampai lulus SMA/MAN sederajat.
Menjelang hari hari terakhir di sekolah menengah Minah mempunyai keinginan untuk bisa lanjut ke perguruan tinggi, dan lingkungan nya pun ikut mendukung harapan itu, hanya saja lingkungan sekitar rumah ingin menghentikan mimpi itu. Mereka menganggap anak perempuan tidak perlu untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi-tinggi karena unjung-ujungnya akan berakhir di dapur dan mengurus keluarga.
Hambatan dan kurangnya dukungan dari keluarga terus saja ada, mereka ingin menghentikan apa yang Minah inginkan, walaupun itu orang luar sekalipun. Mereka beranggapan bahwa sekolah di perguruan tinggi selalu mengeluarkan uang yang cukup banyak, tidak setara dengan pendapatan orang desa yang hanya bekerja sebagai petani dan kuli cangkul saja.
Alhamdulillah dari kegigihan dan tidak mendengarkan ocehan tetangga Minah dapat melanjutkan studinya sampai ke perguruan tinggi dengan beasiswa gratis sampai akhir.
Nb:
Dapat diambil kesimpulan bahwa kita sebagai anak perempuan tidak harus selalu berdiam diri di rumah dan tidak mengenal dunia luar yang begitu hangat,kejam dan membosankan.
Untuk dapat menempuh pendidikan anak perempuan tidak boleh dipinggirkan, justru harus menjadi yang terdepan.