Mohon tunggu...
Alvina Janice K
Alvina Janice K Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Thou art enough.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Metode Zero-Waste pada Industri Kerajinan Kulit Magetan

12 November 2020   15:50 Diperbarui: 12 November 2020   16:02 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SOLO _ Pernah menggunakan produk kerajinan kulit seperti sepatu, tas, sabuk, atau sandal? Produk tersebut dibuat di berbagai sentra kerajinan kulit. Salah satu pusat kerajinan kulit adalah Kabupaten Magetan. Berbagai produk kerajinan kulit yang dihasilkan bisa menjadi ikon wilayah serta produk unggulan daerah tersebut.

Di wilayah Kabupaten Magetan terdapat banyak pengrajin kulit, utamanya yang memproduksi sepatu, sandal, dan tas. Pembuatan kerajinan tersebut banyak menyisakan perca kulit. Untuk itu, Tim Pengabdi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan dan Budaya (PUSPARI) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) membidik para perajin kulit untuk memanfaatkan perca kulit menjadi aneka barang kerajinan. Tim yang diketuai oleh Rara Sugiarti dan beranggotakan Margana dan Warto memberikan pendampingan melalui program kemitraan masyarakat (PKM) "Aplikasi Metode Zero Waste pada Industri Kerajinan Kulit Magetan untuk Mendukung Pariwisata Daerah" yang didanai oleh KEMENRISTEK / BRIN.

Contoh Kerajinan Kulit Zero-Waste Magetan (Dok. pribadi)
Contoh Kerajinan Kulit Zero-Waste Magetan (Dok. pribadi)

Kegiatan ini didasarkan atas melimpahnya perca kulit atau sisa pembuatan sepatu, sandal, dan tas yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai barang kerajinan. Selain itu juga terdapat peluang mengingat di wilayah ini banyak terdapat lokasi daya tarik wisata. Pengembangan kerajinan berbasis perca kulit sekaligus dapat berperan sebagai cendera mata atau souvenir untuk mendukung pengembangan pariwisata daerah.

Kerajinan berbasis perca kulit yang dikembangkan sebagai cendera mata nantinya dapat dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke berbagai daya tarik wisata di Kabupaten Magetan.

Selain potensi berupa daya tarik wisata juga terdapat SDM perajin kulit yang menjanjikan untuk mengembangkan kerajnan berbasis perca kulit. Namun demikian masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh perajin, yakni terbatasnya terbatasnya diversifikasi model dan desain kerajinan kulit berbasis perca yang dihasilkan, terbatasnya variasi ukuran produk kerajinan kulit berbasis perca, terbatasnya teknik/ metode pembuatan produk kerajinan kulit berbasis perca, terbatasnya kompetensi mitra untuk mengeksplorasi strategi pemasaran dan media promosi yang tepat guna memasarkan produk kerajinan kulit secara efektif dan efisien, terbatasnya kompetensi mitra untuk membangun jejaring pasar guna memperluas jangkauan konsumen/ customer yang menjadi target mitra, terbatasnya kompetensi mitra dalam menerapkan sistem manajemen usaha sebagai strategi untuk mengelola, memantau dan mengendalikan usaha secara profesional, serta terbatasnya peralatan yang dimiliki oleh mitra.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Berdasarkan permasalahan tersebut, program kemitraan masyarakat ini diarahkan untuk memanfaatkan perca kulit dari beberapa sisi. Pertama, pemanfaatan perca kulit berguna bagi upaya menciptakan pendapatan alternatif bagi masyarakat pengrajin kulit. Kedua, pemanfaatan perca kulit berguna dalam kontek lingkungan karena dapat mengurangi pencemaran akibat penumpukan potongan-potongan atau sisa-sisa pembuatan produk alas kaki (sepatu dan sandal), jaket, dan tas.

Ketiga, pemanfaatan perca kulit dapat digunakan untuk pembuatan cendera mata yang unik dan relatif murah sehingga mendukung pengembangan pariwisata Kabupaten Magetan. Kegiatan PKM dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan untuk membuat berbagai produk kerajinan dengan memanfaatkan perca kulit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun