Kegiatan berikutnya adalah kegiatan posyandu. Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu ada sekitar 2 posyandu yang menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan Praktik Farmasi Sosial. Kegiatan di posyandu dimulai dengan melakukan pendaftaran, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemberian vitamin; imunisasi, vaksinasi PIN Polio dan penyuluhan terkait masalah stunting untuk mengurangi resiko stunting. Kegiatan posyandu balita yang terlaksana berjalan dengan baik dan lancar, semua kader maupun mahasiswa PFS Kelompok 13 berperan aktif pada kegiatan posyandu balita. Kader dan ibu balita yang hadir dalam kegiatan posyandu balita mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya semangat hidup sehat dan upaya pencegahan stunting bagi balita.
Program kerja selanjutnya yaitu pemanfaatan salah satu TOGA yakni serai yang selanjutnya dibuat menjadi spray anti nyamuk. Tanaman serai (Cymbopogon citratus L.) dipercaya dapat mengusir nyamuk karena memiliki kandungan senyawa sitronelol dan geraniol yang merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari serangga termasuk nyamuk. Adapun metode pelaksanaannya yaitu berupa penyuluhan dan pelatihan secara langsung pembuatan Spray anti nyamuk dari batang Serai. Tahap pelaksanaan pertama yaitu penyuluhan terlebih dahulu mengenai Tanaman Serai dan kandungannya, manfaat Tanaman Serai, Pengolahan Serai menjadi Spray Anti Nyamuk. Pada kegiatan ini dilakukan Pre-test dan Post-test kepada masyarakat setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan, hasil menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman masyarakat yang awalnya tidak tahu menjadi tahu.
Kegiatan selanjutnya yaitu pelaksanaan Penyuluhan Penyakit DBD, yang dilaksanakan di Halaman Rumah Bapak Kepala Desa Curugbadak, Kec. Maja, Kabupaten Lebak-Banten, dan dihadiri kurang lebih 43 orang yang mayoritas ibu rumah tangga. Peserta sangat antusias dengan adanya penyuluhan ini, dan mereka sangat senang karena mendapatkan informasi dari dosen pembimbing lapangan yang juga seorang apoteker, apt. Hermanus Ehe Hurit, S.Si., M.Farm. Sebagai sarana evaluasi peserta diberikan kuesioner di awal acara untuk melihat tingkat pemahaman masyarakat terhadap DBD, penyuluhan dan pemberian kuesioner yang sama di akhir acara sebagai tolak ukur keberhasilan penyuluhan dalam rangka pengabdian masyarakat. Hasil evaluasi telah dilakukan edukasi, 90% warga sudah memahami bagaimana cara pencegahan dan penanganan penyakit DBD. Dapat disimpulkan bahwasanya penyuluhan, edukasi dan juga pengabdian masyarakat dapat meningkatkan pemahaman masyarakat dibuktikan dari peningkatan hasil pre-test dan post-test dan program kerja yang telah dilaksanakan berjalan dengan lancar.
Kegiatan Praktik Farmasi Sosial ditutup dengan acara penutupan di Kantor Desa Curugbadak yang dihadiri oleh Bapak H. Agus Supandi, S.Pd.I.,MM selaku Kepala Desa Curugbadak beserta dengan para jajarannya. Dimana acara ini diisi dengan penutupan dan ucapan terima kasih kami kepada Desa Curugbadak, yang selanjutnnya diikuti penyerahan plakat serta sertifikat kepada para mitra yang bersangkutan.
Melalui kesempatan ini, kami mengharapkan agar kegiatan praktik farmasi sosial yang telah dilaksanakan dapat memberikan manfaat kepada semua masyarakat Desa Curugbadak, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak-Banten sehingga dapat memberi perubahan yang lebih baik mengenai pengetahuan dan keterampilan mereka mengenai kesehatan khususnya obat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H