Mohon tunggu...
Alvina Cherisa Damayanti
Alvina Cherisa Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Lahir di Kota Kediri menempuh pendidikan di Universitas Negeri Malang. Memiliki ketertarikan dengan topik-topik Sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Kesadaran Sejarah Menjadi Nasionalisme: Sosialisasi Situs Sekaran & Srigading untuk Mahasiswa Malang

9 Desember 2023   21:04 Diperbarui: 9 Desember 2023   21:05 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Srigading (Dokumentasi Pribadi)

Nasionalisme berasal dari kata nation yaitu bangsa, Nasionalisme adalah rasa persamaan dari sekelompok manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Bangsa adalah sekelompok  manusia yang hidup dalam suatu wilayah dan memiliki rasa persatuan yang muncul karena kesamaan pengalaman Sejarah. Latar belakang bangsa inilah yang kemudian menjadi tali penghubung antara nasionalisme dengan kesadaran sejarah. Banyak tokoh-tokoh sejarah bangsa Indonesia yang menegaskan bahwa sejarah itu berperan penting dalam menumbuhkan nasionalisme masyarakat. Mengutip pidato-pidato Soekarno seperti “jangan sekali-kali melupakan sejarah”, “kemajuan yang kita miliki sekarang ini adalah akumulasi daripada hasil-hasil perjuangan di masa lampau”, serta “Bangsa Yang besar, adalah Bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya” telah menjadi landasan bagi Warga Negara Indonesia untuk menanamkan kesadaran sejarah guna menciptakan rasa nasionalisme.

Menurut Hidayat dkk (2020) ada beberapa indikator yang dinilai dapat merepresentasikan kesadaran sejarah bangsa. Indikator-indikator tersebut adalah; (1) pemahaman sejarah berdasar pada kebenaran bukan mitologi, (2) Pemahaman keterkaitan masa lampau,masa kini, dan masa depan, (3) Tindakan berziarah ke tempat sejarah, (4) Pemahaman terhadap para pahlawan bangsa, serta (5) Pemahaman terhadap tradisi, peninggalan sejarah,penulisan dokumen dan lain-lain. Indikator kelima inilah yang menjadi dasar pengabdian proyek kewarganegaraan Kelompok 8 Offering G20 Tahun 2023 dengan judul “Mengembangkan Nasionalisme Mahasiswa di Kota Malang Melalui Sosialisasi Peninggalan Sejarah Terbaru Situs Sekaran dan Situs Srigading”.

Terletak di Dusun Krajan, Srigading, Kec. Lawang, Kab. Malang, Jawa Timur, penemuan Situs Srigading sempat mengalami beberapa kendala. Awalnya sebelum dilaporkan warga pada tahun 2011, dilokasi Srigading pernah ditemukan 4 arca namun hilang karena kurangnya kesadaran sejarah warga. Setelah pelaporan pada 2011 baru ada tindak lanjut dari BPCB dengan mengekskavasi Situs Srigading di tahun 2022. Setelah dilakukan ekskavasi ada banyak temuan-temuan selain struktur kaki bangunan candi. Temuan-temuan lainnya itu berupa 1 fragmen fuguri berbentuk kepala manusia, 2 lingga patok berbahan andesit, 1 ambang bahan andesit, 7 fragmen batu andesit berrelief, 3 fragmen tembikar, Arca Agastya,, Arca Mahakala, Arca Nandishwara, serta wadah sumuran candi. Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka diperoleh interpretasi bahwa Situs Srigading adalah tinggalan Kerajaan Mataram Kuno Jawa bagian Timur (Kanjuruhan) dengan didukung oleh sumber Prasasti Gulung-Gulung dan Jeru-Jeru (Galeswangi dkk, 2022).

Selang 8 tahun setelah penemuan dan pelaporan Situs Srigading, masih di Wilayah Kabupaten Malang, tepatnya Penjarahan, Desa Sekarpuro, Kec. Pakis ditemukan situs lagi. Situs tersebut diberi nama dengan Situs Sekaran. Sama dengan Situs Srigading, awal keberadaan situs ini sebenarnya diketahui masyarakat karena struktur batuan yang besar dan kemerah-merahan. Namun lagi-lagi disayangkan kembali, warga sekitar kurang memperdulikan hal tersebut. Keberadaan situs ini baru menggegerkan warga ketika 2019 pekerja dalam pembangunan proyek tol Pandaan-Malang dengan alat berat nya melakukan pengerukan tanah dan menemukan struktur batuan seperti benda tinggalan sejarah. Dari situlah kemudian dilaporkannya penemuan Situs Sekaran pada BPCB Jawa Timur dan dilakukan usaha ekskavasi pada bulan Maret. Adapun temuan-temuan yang ada di situs tersebut adalah berupa kompleks bangunan dan temuan lepas yang terbuat dari batu, tanah liat, porselen, dan logam (Agraputri & Laurens, 2023). Berdasarkan temuan tersebut maka interpretasi arkeolog tentang Situs Sekaran adalah tinggalan masa Majapahit atau sebelum abad XIV yang didukung dengan fragmen porselen khas China pada masa pemerintahan Dinasti Song (Astuti, 2022).

Kedua situs yang baru ditemukan tersebut seharusnya layak untuk diketahui masyarakat luas. Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Register Nasional dan Pelestarian Cagar Budaya menyebutkan bahwa keterlibatan masyarakat diperlukan guna merawat dan melestarikan benda-benda cagar budaya. Namun sikap-sikap masyarakat sebelumnya yang acuh dan kurang peduli merepresentasikan bahwa kurangnya pengetahuan akan kesadaran sejarah. Demikian pula yang terjadi pada Situs Sekaran dan Sri Gading saat ini. Berdasarkan data lapangan Situs Srigading memang nampak lebih terawat dibandingkan dengan Situs Sekaran. Ketimpangan ini tentu juga dipengaruhi oleh pengetahuan warga malang terkait kehadiran dua situs baru ini. Sehingga diperlukan rangsangan dan pembekalan materi lebih dalam untuk menyebarluaskan informasi tentang keberadaan dua situs tersebut.

Situs Sekaran (Dokumentasi Pribadi)
Situs Sekaran (Dokumentasi Pribadi)
Kegiatan sosialisasi akhirnya menjadi jalan akhir yang dipilih kelompok 8 dalam memenuhi tugas akhirnya. Sosialisasi ini dilakukan secara daring dengan penjaringan peserta dengan kriteria sebagai berikut; (1) merupakan mahasiswa aktif, bertempat tinggal dan berkuliah di Kota Malang, (2) bukan mahasiswa sejarah atau kalangan sejarawan. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh 15 orang peserta yang berasal dari malang dan berkuliah di Universitas Ma Chung, Universitas Negeri Malang, dan Politeknik Kesehatan Malang. Adapun rincian program studi yang ditempuh peserta adalah S1 Farmasi, S1 PLS, S1 Pendidikan Seni Rupa, S1 Pendidikan Tata Niaga, S1 Manajemen, S1 Sastra Inggris, S1 Pendidikan Tata Boga, D4 Tata Boga, S1 Psikologi, S1 Pendidikan Sosiologi. Kemajemukan peserta yang demikian menunjukkan bahwa pengabdian yang dilakukan sesuai dengan target penjaringan peserta yang telah ditentukan.

Dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2023 kegiatan sosialisasi secara daring dibuka oleh MC dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan dokumentasi bersama peserta. Dalam sesi dokumentasi tampak keantusiasan setiap peserta yang oncam. Setelah sesi dokumentasi, pemateri mulai mempresentasikan dan menjelaskan materi yang telah disusun. Pemateri pertama yaitu saudari Firnindi Kala Sein (Mahasiswa S1 PLS UM) yang memaparkan materi terkait Nasionalisme. Kemudian pemateri kedua adalah Saudari Faiza Rahmalia (Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah UM) yang memberikan materi dengan judul “Dari Kesadaran Sejarah menjadi Nasionalisme: Menyibak Fenomena Penemuan Situs Srigading dan Situs Sekaran di Kota Malang”. Pemaparan materi berlangsung dengan lancar dan ditutup dengan tiga orang penanya. Penanya pertama adalah mahasiswa S1 Farmasi yang menanyakan adakah regulasi pemerintah yang mengatur keterlibatan warga negara dalam menjaga peninggalan sejarah yang ditujukan pada pemateri kedua. Sementara itu dua pertanyaan lainnya ditujukan pada pemateri 1 yang menanyakan bagaimana tanggapan pemateri tentang jiwa nasionalisme dan patriotisme generasi muda saat ini dan bagaimana cara mempertahankan budaya setempat sebagai bentuk sikap nasionalisme. Ketiga pertanyaan yang diajukan berhasil dijawab pemateri dengan baik dan dengan ini kegiatan sosialisasi daring melalui google meet ditutup. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan ternyata memberikan pengaruh positif terhadap pengetahuan dan kesadaran sejarah peserta. Dapat dikatakan demikian karena peserta antusias dalam mengikuti meet dan memberikan pertanyaan serta hasil evaluasi yang menunjukkan intensitas peserta menjawab pertanyaan dengan benar lebih tinggi dibanding dengan yang rendah.

Menyanyikan Lagu Indonesia Raya (Dokumentasi Pribadi)
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya (Dokumentasi Pribadi)
Dokumentasi Bersama Peserta (Dokumentasi Pribadi)
Dokumentasi Bersama Peserta (Dokumentasi Pribadi)
Pemaparan Materi 1 (Dokumentasi Pribadi)
Pemaparan Materi 1 (Dokumentasi Pribadi)
Pemaparan Materi 2 (Dokumentasi Pribadi)
Pemaparan Materi 2 (Dokumentasi Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun