Hari raya nyepi setiap tahun baru Saka. Dalam memperingati hari raya nyepi banyak berbagai rangkaian yang dilakukan. Dimana setiap rangkaian acara memiliki makna sebagai wujud pengamalan pancasila. Berikut ini rangkaian yang dilakukan pada acara hari raya nyepi di pulau dewata Bali :
- Melasti, Melasti merupakan perwujudan dalam pancasila sila pertama dan kedua, berhubungan dengan sila pertama karena menurut umat hindu melasti merupakan bakti para dewa untuk menghilangkan penderitaan masyarakat dan mencegah kerusakan alam. Sedangkan berhubungan dengan sila yang kedua karena pada saat melasti seluruh umat hindu mengakui persamaan hak dan kewajiban manusia, jenis kelamin, warna kulit, dan keturunan, seluruhnya dianggap sama karena sudah dibersihkan dan dihilangkannya segala penderitaan pada diri manusia yaitu dengan menggunakan " Tirta Amertha."
- Pengerupukan, Pengerupukan yaitu diselenggarakan sehari sebelum hari raya nyepi. Pelaksanaan ini disebut dengan upacara kurban ( meracu ) yang berfungsi menjaga keseimbangan alam semesta.
- Ogoh-ogoh, Ogoh-ogoh merupakan suatu replika (gambaran) roh jahat atau sifat jahat yang di wujudkan dalam bentuk patung atau boneka besar. Bagi umat hindu yang mempunyai dana yang mencukupi dianjurkan untuk membuat ogoh-ogoh sebagai rangkaian acara hari raya nyepi. Tidak hanya umat hindu yang berpartisipasi dalam pawai ogoh-ogoh ini akan tetapi, masyarakat yang beragama kristen, dan islam ikut serta dalam mensukseskan tradisi pawai ogoh-ogoh tersebut. Pawai ogoh-ogoh merupakan tahapan ketiga yang dilaksanakan pada siang-sore hari. Berbeda dengan rangkain acara nyepi lainnya, pawai ogoh-ogoh menjadi acara yang tidak hanya melibatkan umat hindu saja akan tetapi juga melibatkan seluruh waga desa tanpa membedakan latar belakang agamanya. Ogoh-ogoh biasanya dipanggul oleh 12 atau lebih pemuda hindu dengan memakai kaos yang seragam dan antribut agama hindu, sebagai tanda pengenal bahwasannya pemuda tersebut merupakan anggota dari pemanggul ogoh-ogoh. Pada saat pawai ogoh-ogoh dimulai disetiap perempatan para pemuda yang memanggul ogoh-ogoh akan menghentakkan ogoh-ogoh itu ke atas ke bawah dan diputar-putar sebanyak tiga kali, hal ini dilakukan guna memanggil roh-roh jahat yang ada di sekitar wilayah di desa tersebut hingga akhirnya langkah yang terakhir yaitu selesai ogoh-ogoh tersebut diarak, pada saat matahari terbenam ogoh-ogoh tersebut akan dibakar dengan tujuan menghilangkan roh-roh jahat yang telah masuk kedalam ogoh-ogoh tersebut sehingga umat hindu yang akan melaksanakan hari raya nyepi keesokan harinya bisa nyaman dan tenang dalam melakukan ibadah nyepi.
- Hari Raya Nyepi, Hari raya nyepi yang berisi dengan peribadahan umat hindu. Dalam hal ini  umat hindu memperoleh suatu pembelajaran untuk mengendalikan diri dengan cara tidak berpergian, tidak beraktivitas, tidak bekerja, berpuasa (tidak makan dan tidak minum) selama 1 hari penuh ( 1 x 24 jam ), tidak melaksanakan aktivitas yang dapat mencemarkan badan. Bukan hanya umat hindu yang melakukannya, akan tetapi semua warga yang ada di pulau dewata Bali ikut serta dalam hari raya nyepi tanpa pengecualian meskipun berbeda agama. Agama lain ikut serta dalam hari raya nyepi yaitu dengan tidak kemana-mana menggunakan kendaraan apapun baik yang menggunakan mesin maupun tidak, tidak menyalakan TV, tidak membuat keributan, dan tidak menghidupkan lampu ataupun alat penerang lainnya seperti senter dan api unggun selama sehari penuh( 1 x 24 jam ) bahkan internet di Bali pada saat hari raya nyepi di matikan sehingga tidak ada internet pada saat hari raya nyepi. Hal ini merupakan salah satu bentuk dalam bertoleransi sesama masyarakat meskipun berbeda agama dan hal ini juga masuk dalam perwujudan pancasila sila ke tiga yang berbunyi " Persatuan Indonesia."
- Ngembak Geni, Ngembak Geni merupakan upacara kelima dari serangkain acara yang ada di dalam hari raya nyepi di bali. Upacara tersebut dilakukan di pagi hari setelah matahari terbiy. Umat hindu merayakan keberhasilan mereka dalam menjalankan ibadah nyepi. Mereka umat hindu akan berkunjung ke sanak keluarga dan tetangga terdekat setelah melaksanakan ngembak geni. Ngembak Geni merupakan rangkaian terakhir yang ada di dalam serangkaian peringatan tahun baru Saka atau yang lebih dikenal dimasyarakat yaitu hari raya nyepi. Dalam hal ini umat hindu dituntut atau di harapkan mempunyai perubahan dalam diri masing-masing ke arah yang lebih baik, karena sifat-sifat jelek manusia maupun hawa-hawa roh jahat sudah dihanguskan bersama dengan ogoh-ogoh yang sudah dibakar sebelum melakukan ibadah nyepi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!