Mohon tunggu...
Alvina dwi Hasanah
Alvina dwi Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai Mahasiswa di UIN KHAS Jember

Suka membaca karya-karya sastra dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencerdaskan Umat Berdasarkan Tuntunan Rasulullah SAW

28 Juni 2024   00:10 Diperbarui: 28 Juni 2024   00:11 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan menjadi aspek yang sangat penting dalam proses tumbuh kembang manusia, di Indonesia proses ini sudah dilakukan sejak manusia beranjak usia anak-anak dengan tahapan pendidikan formal seperti TK, SD, SMP, SMA hingga Kuliah di Universitas. Sedangkan untuk pendidikan informal biasanya berupa sekolah keagamaan seperti pesantren, madrasah, dan lain-lain.

Penanaman integrasi keilmuan kepada anak-anak diharapkan bisa menghasilkan pribadi yang cerdas dan jauh dari kebodohan, pada hakikatnya manusia memang tidak pernah berhenti tumbuh, entah tumbuh secara fisik maupun secara nalar. Proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah ditujukan untuk membentuk pribadi manusia yang cerdas, dimana guru mengajari peserta didik sebuah hal baru yang dianggap akan memiliki manfaat bagi kehidupan peserta didik berdasarkan kurikulum yang sudah ditentukan.

Praktik mencerdaskan umat ini didukung dengan adanya dalil hadis riwayat Imam At-Thabrani, dengan bunyi hadis sebagai berikut:

Artinya: "Tidak pantas bagi orang yang bodoh mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya."

Landasan hadis diatas secara tekstual mengutuk kebodohan sebagai sesuatu yang tidak pantas didiamkan, sehingga hal ini menunjukkan keharusan penghilangannya. Begitu pula bagi orang yang berilmu tidak pantas mendiamkan ilmunya, dapat dipahami bahwasanya proses belajar mengajar memanglah sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dimana orang berilmu sebagai pengajarnya dan orang bodoh sebagai orang yang belajar guna menghilangkan kebodohannya.

Pada era digital ini akses keilmuan sudah tidak lagi sulit untuk didapatkan, berbagai jenis literatur keilmuan hampir semuanya bisa diakses hanya dengan bermodalkan internet dan gadget. Sangat disayangkan apabila kesempatan emas seperti ini kita lewatkan begitu saja, aplikasi sosial media seperti youtube, tiktok, facebook, instagram maupun twitter sekarang sudah banyak menampilkan berbagai jenis literatur keilmuan.

Kemudahan dalam mengakses keilmuan ini sangatlah berdampak baik bagi proses mencerdaskan umat, fenomena ini memberi jalan pintas bagi seseorang untuk menghilangkan kebodohannya tanpa perlu duduk dibangku sekolah. Hal serupa juga berlaku bagi seorang yang memiliki ilmu, fenomena ini justru memudahkan seorang guru dalam ikut andil mencerdaskan umat, dimana penyampaian literatur yang dilakukannya akan terus bisa diakses dalam bentuk jejak digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun