Mohon tunggu...
Alvina dwi Hasanah
Alvina dwi Hasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sebagai Mahasiswa di UIN KHAS Jember

Suka membaca karya-karya sastra dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontekstualisasi Mengenai Hadis Shaf Pertama dalam Shalat Pada Masa Kini

22 Juni 2024   11:10 Diperbarui: 22 Juni 2024   11:10 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Shalat ialah ucapan dan pekerjaan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam yang disertai dengan syarat-syarat tertentu. Shalat merupakan ibadah yang paling utama. Didalamnya terdapat banyak sekali keutamaan, diantaranya yang terdapat dalam shalat yang dilakukan secara berjamaah. Maka dari itu shalat berjamaah sangat dianjurkan atas keutamaan tersebut. Seorang mukmin yang melaksanakan shalat secara berjamaah memiliki keutamaan yang lebih tinggi daripada melaksanakannya secara sendirian, yakni sebanyak dua puluh tujuh derajat.

Salah satu keunggulan yang bisa diperoleh oleh seorang ma'mum yang melaksanakan shalat berjamaah adalah bagi mereka yang berada di barisan depan (shaf awal). Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasululullah SAW yang berbunyi:

Artinya:

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang shalat pada shaf pertama."

Adapun hal yang membuat hadis diatas turun sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abi Syaibah yang meriwayatkan dari Mujahid, katanya: Rasulullah SAW melihat shaf terdepan masih lapang(kosong), lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang shalat pada shaf pertama."

Dalam teks riwayat Abu Daud dari Barra', bahwa Rasulullah SAW menyela-nyelai(memeriksa) shaf dari pojok ke pojok. Beliau raba dada dan bahu kami, sambil beliau bersabda: "Janganlah (shaf) kamu bertikaian (tidak rapih), karena bertikaian pula(nanti) hati kamu. Dan kemudian beliau bersabda pula: "sesungguhnya Allah ...." dan seterusnya.

Seringkali kita meremehkan dalam mengejar kebaikan, bahkan kita merasa tak masalah jika dkalahkan oleh saudara kita. Padahal, dalam banyak ayat kita diarahkan untuk segera berbuat baik dan patuh, serta berlomba-lomba di dalamnya. Hal yang sama ditekankan dalam berbagai hadis, Dimana kita diminta untuk berusaha menjadi yang terdepan. Seperti halnya dalam shalat yang membahas mengenai shaf.

Shaf yang paling utama dalam shalat adalah shaf yang paling depan. Kemudian shaf berikutnya hingga shaf yang terakhir. Shaf yang paling buruk adalah shaf yang sedikit ganjarannya karena semakin jauh dari imam. Shaf terakhir ini seringkali terjadi karena seringnya terlambat datang dalam shalat berjama'ah dan selalu menunda-nunda untuk mengikuti panggilan shalat berjama'ah. Sementara itu, yang berada di shaf pertama adalah mereka yang lebih cepat merespons panggilan shalat berjama'ah. Jika seseorang melakukan shalat berjama'ah dan berada lebih dekat dengan imam, tentu akan berpengaruh lebih besar pada kualitas shalatnya.

Namun terkadang kita melihat beberapa orang datang untuk melaksanakan shalat berjama'ah, namun mereka memilih untuk duduk di bagian belakang shaf. Akibatnya, ketika iqamah dilaungkan, mereka baru sadar bahwa mereka hanya bisa bergabung di shaf keempat atau kelima. Padahal sebenarnya, mereka mampu untuk berada di shaf pertama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun