Isu resesi 2023 diprediksi sebagai akibat dari perang Rusia-Ukraina yang belum juga mereda. Hal ini berdampak pada kenaikan harga komoditi batu bara, gas alam, minyak mentah, Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit, dan gandum. Walaupun Indonesia tidak terkena dampaknya secara langsung terkait kenaikan harga komoditi tersebut. Akan tetapi, tetap saja hal ini berdampak pada kegiatan ekspor impor komoditi tersebut yang juga akan mengalami kenaikan. Â Â
Selain itu, isu resesi semakin merebak beriringan dengan virus Covid-19 yang belum sepenuhnya hilang. Akibat yang ditimbulkan dari perisitwa tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pandemi banyak karyawan yang kehilangan pekerjaan karena adanya PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) juga Pendapat Nasional di suatu negara. Hubungan antara PDB dengan tingkat pengangguran bernilai negatif. Yang artinya apabila pengangguran meningkat akan menyebabkan melemahnya perekonomian, sehingga PDB juga akan menurun. Penurunan PDB akan menyebabkan Pendapatan Nasional juga ikut turun, sehingga dapat menimbulkan resesi. Resesi merupakan suatu keadaan di mana pertumbuhan ekonomi di suatu negara tidak mengalami kemajuan atau dapat dikatan bahwa pertumbuhan ekonomi di negara tersebut berhenti (stagnan) dalam dua kuartal berturut-turut. Â Â Â Â
Apa Hubungan Pengangguran Dengan UMKM?
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008, definisi UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan usaha produktif entah itu milik perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro seperti yang diatur dalam Undang-Undang yang berlaku. UMKM sendiri tidak hanya berfokus pada satu industri saja. Itulah sebabnya mengapa UMKM sangat beragam di Indonesia.
Keberagaman UMKM tentu berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dari Data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementrian KUKM) di tahun 2021. UMKM menyumbang sebesar 61,07% atau senilai dengan Rp. 8. 573,89 Triliun dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 64, 2 Juta. Banyaknya jumlah UMKM membuat pelaku usaha membutuhkan tenaga kerja untuk membantu mereka dalam menjalankan usaha. Dengan begitu banyak lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga akan menurunkan angka pengangguran akibat PHK yang terjadi secara besar-besaran. Atau dengan kata lain, menjamurnya bisnis UMKM dapat menyerap tenaga kerja yang dapat meningkatkan angka pendapatan nasional.
UMKM Jadi Benteng Pertahanan Ekonomi Indonesia, Kok Bisa?
Keberagaman sektor UMKM di Indonesia dapat dikatakan sebagai benteng pertahanan ekonomi yang kuat untuk menghadapi resesi 2023. Di mana kegiatan UMKM ini mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97% atau 117 Juta tenaga kerja Indonesa dengan kapabilitas dan kemampuan yang beragam. Seperti kemampuan memasak, berdagang, menjahit, bahkan membuat suatu kerajinan. Keragaman itulah yang memperkuat perekonomian di Indonesia.
Keberadaan UMKM membuat negara Indonesia memiliki pertahanan ekonomi yang kuat, sehingga dapat bangkit dari krisis dan keterperukan ekonomi lainnya. Seperti peristiwa Krisis Moneter Asia yang terjadi pada tahun 1997-1998. Di mana terjadi penurunan nilai tukar rupiah yang sangat drastis terhadap dolar. Yang awalnya Rp. 2.500 per dolar AS menjadi Rp. 16.000 per dolar AS. Sehingga banyak perusahaan besar di Indonesia yang mengalami kerugian hingga kebangkrutan. Bahkan lebih dari 50 bank di Indonesia terpaksa gulung tikar, karena terdampak krisis moneter yang sangat mengerikan. Â Akbiatnya banyak karyawan yang terkena PHK dan membuat angka pengangguran di Indonesia meningkat. Selain itu, UMKM inilah yang mampu untuk memberdayakan masyarakat termasuk tenaga kerja yang berpendidikan rendah. Sehingga semua lapisan masyarakat memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan berpenghasilan. Keberagaman UMKM inilah yang menjadi benteng pertahanan yang kokoh untuk perkenomian di Indonesia. UMKM lah yang mampu melakukan upaya mandiri untuk menggeser ketergantungan bahan baku impor menjadi bahan baku dalam negeri. Mereka yang dapat mendapatkan bahan baku pengganti dengan harga grosir, untuk didistribusikan ke seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga masyarakat akan mampu untuk memuhi kebutuhan mereka. Di sisi lain, keberadaan UMKM inilah yang selalu dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di saat krisis terjadi.
Hal ini merupakan suatu keistimewaan yang patut untuk disyukuri. Pasalnya tidak semua negara memiliki keberagam industri dalam pertumbuhan ekonominya. Contohnya di negara Venezuela, yang pendapatan nasionalnya bertumpu pada industri pengolahan minyak bumi saja. Di mana pada kurun waktu 2014-2015 industri minyak bumi mengalami penurunan. Dan berakibat pada krisis ekonomi yang dialami oleh seluruh wilayah di Venezuela yang berkepanjangan bahkan terjadi hingga saat ini.
Akan tetapi, kehidupan pelaku usaha UMKM tidaklah mudah dan dipenuhi dengan perjuangan. Seperti kesulitan mendapatkan modal, bunga pinjaman yang tinggi, perizinan usaha yang sulit, konflik dalam praktik bisnis, ditipu patrner kerja bahkan karyawan sendiri, yang tentu akan mengacaukan kegiatan usahanya. Ditambah lagi masalah dalam teknis eksekusi bisnis, pemasukan arus kas yang tidak stabil, naik turunnya volume penjualan. Atau masalah stok barang yang menumpuk sehingga catatan stok menjadi kacau. Belum lagi masalah yang terkait dengan hutang ke vendor dan toko supplier yang membuat arus kas keuangan UMKM menjadi tidak menentu. Terlepas dari peran penting UMKM, para pelaku UMKM yang sukes melanjutkan bisnisnya secara berkelanjutan jumlahnya sangat sedikit. Sebanyak 90% UMKM mengalami kegagalan di tahun-tahun pertamanya. Sehingga ada yang beranggapan bahwa karyawan yang baik belum tentu mampu menjadi pelaku usaha/pebisnis yang baik.
Dapat disimpulkan bahwa benar, UMKM mampu menjadi benteng pertahanan ekonomi di Indonesia. Dan hal itu sudah terbukti, ketika terjadi krisis moneter di Tahun 1997-1998. UMKM mampu lolos dari krisis ekonomi yang sangat hebat, dan dapat membantu perekonomian. Mengurangi pengangguran, dan mengubah komoditi ekspor menjadi bahan dalam negeri. Oleh karena itu, pemeritah diharapkan dapat memudahkan proses perizinan, pembiayaan modal usaha, menurunkan suku bunga pembiayaan untuk UMKM, dan juga sosialisasi terkait cara mengatur keuangan yang sehat. Jadi, apabila kamu atau keluargamu merupakan pelaku UMKM semestinya kalian bangga. Karena bisa bertahan dan beradaptasi dengan berbagai tantangan dan juga perubahan tren dalam dunia usaha. Kalian merupakan pahlawan ekonomi di negara ini. Mungkin kalian merasa bukan siapa-siapa, diremehkan, direndahakan, atau kurang diperhatikan. Tapi percayalah kelak usaha kalian akan bertumbuh semakin besar dan bisa jadi manfaat untuk banyak orang. Bukan hanya untuk konsumen, tapi juga untuk karyawan yang kamu pekerjakan. Tidak hanya itu, perlu dipahami bahwa kamu juga berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi di negara ini. Tetap semangat untuk para pelaku usaha UMKM!